DUA kuburan itu tertata rapi. Ada pondasi kayu dan pagar besi yang mengelilinginya. Di bagian depan terdapan gambar bulan bintang dengan cat putih di antara dominan warna merah.
Salah satunya adalah kuburan almarhum Teungku Ishak Daud, tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang cukup disegani semasa Aceh masih berkonflik.
Kuburan ini terletak di Desa Blang Geulumpang, Kecamatan Idi Rayeuk, kabupaten Aceh Timur.
Ke kuburan inilah, Irfansyah, anggota termuda DPR Aceh periode 2019-2024, berziarah pada Rabu 6 November 2019.
Saat itu suasana sepi. Hanya satu dua penduduk yang lalu lalang melintas di jalan desa.
“Ta meudoa bacut,” ujar Irfansyah.
Ia masuk dalam komplek kuburan dan kemudian tersibuk bersih bersih. Mengelap debu di tiap sudut serta kemudian melanjutkan dengan doa.
Irfan, demikian sosok ini biasa disapa, berada di komplek makam ini hampir 42 menit. Usai berdoa, ia kemudian bergegas ke rumah ibunda almarhum Teungku Ishak Daud yang berada tak jauh dari makam.
Ibunda Ishak Daud, Nuriah yang kini berusia 78 tahun, menyambutnya dengan hangat di rumahnya yang sederhana.
“Kiban sehat mak?” tanya Irfan membuka pembicaraan.
Wanita tua itu tersenyum. Ia mengangguk pelan.
“Sehat meunan-meunan. Tanyoe ka tuha,” jawabnya.
Mata Nuriah kemudian mengamati Irfan dengan seksama. Kemudian beralih ke luar.
“Droneuh pat tinggal?” tanya Nuriah.
“Di Langsa mak,” jawab Irfan lagi.
Jawaban Irfan membuat Nuriah semakin penasaran. Ia kemudian kembali memberondong Irfan dengan pertanyaan.
“Pat neukeureuja?” tanyanya lagi.
Pertanyaan ini membuat Irfan tersenyum. Ia sempat terdiam beberapa saat.
“Lon baru diberi amanah lee rakyat Langsa dan Tamiang untuk menduduki kursi DPRA melalui Partai Aceh,” ujar pria berwajah teduh itu kemudian.
Jawaban Irfan membuat Nuriah tersenyum.
“Oma beu jroh jroh nyan beh. Gata aneuk muda yang insya Allah bisa membelikan perubahan keu masyarakat Aceh ukeu,” kata Nuriah.
Nuriah berharap Irfan bisa melanjutkan apa yang diperjuangkan almarhum Ishak Daud, anaknya, untuk bangsa Aceh. Ia juga memberi petuah petuah penting agar Irfan tak lupa apa diri selama memegang amanah rakyat.
Sekitar 30 menit di rumah Nuriah, Irfansyah meminta izin pamit untuk pulang ke Langsa. Nuriah mengantar hingga ke mobil. Irfan turut menitip sesuatu ke Nuriah sebelum pulang.
Sementara berziarah ke makam syuhada Aceh merupakan tradisi yang dilakukan Irfansyah. Sebelumnya, ia sudah berziarah ke makam Teungku Abdullah Syafii serta makam Hasan Tiro di Meureu.
“Ini sebagai pengingat bahwa menjadi dewan dari Partai Aceh memiliki tanggungjawab besar,” ujarnya saat rombongan ini meninggalkan makam Teungku Ishak Daud. []