BANDA ACEH – Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh, Syakya Meirizal, mengaku heran dengan anggaran pelatihan yang begitu besar setiap tahunnya. Padahal, dampak dari pelatihan tersebut dinilai sangat minim dan lebih pada bajakan anggaran semata untuk pribadi oknum di lingkup Pemerintahan Aceh.
“Kita merasa heran, kenapa anggaran pelatihan yang sangat besar ini bisa lolos setiap tahun dalam APBA. Ini menunjukkan DPRA tidak menjalankan fungsi penganggaran secara optimal. Kenapa tak ada rasionalisasi saat pembahasan di Dewan? Bukankah ini bentuk pemborosan keuangan daerah? Harusnya DPRA menguji dan mempertanyakan setiap usulan SKPA secara terukur,” kata Syakya.
“Kita juga mempertanyakan mekanisme evaluasi oleh Kemendagri. Setiap tahun kenapa banyak sekali anggaran yang tidak pro rakyat seperti pelatihan ini dibiarkan lolos dalam APBA. Kalau ini terus berlanjut, maka jangan tanyakan kemana dana Otsus yang puluhan Trilyun itu mengalir tak berbekas.”
“Kami menduga jangan – jangan Plt Gubernur sendiri tidak pernah mengetahui adanya anggaran pelatihan hingga setengah Trilyun lebih dalam APBA. Karena hal ini sudah menjadi “peukateun” tahunan para oknum di SKPA. Untuk itu kita meminta kepada Plt Gubernur Nova agar melakukan rasionalisasi terhadap anggaran pelatihan ini. Pelatihan yang tidak bermanfaat lebih baik dibatalkan.”
Syakya mengusulkan agar anggaran pelatihan dipangkas serta kemudian dialihkan ke JKA yang katanya deficit.
“Pangkas saja anggaran untuk pelatihan ini hingga 50 persen. Kemudian alihkan anggaran tersebut untuk JKA. Bukankah anggaran JKA defisit? Ingat, manfaat JKA itu akan dirasakan oleh jutaan rakyat Aceh. Sementara pelatihan hanya akan dinikmati oleh ribuan peserta saja. Kita tidak anti pada pelatihan. Selama itu substantif dan berkorelasi linier dengan peningkatan kinerja. Bukan pelatihan abal-abal dan modus-modusan,” ujarnya lagi. []