SIGLI – Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, mengatakan peringatan 18 tahun meninggal Teungku Abdullah Syafii, merupakan suatu kewajiban bagi para anak ideologi Hasan Tiro serta masyarakat di Aceh.
“Karena beliau telah berjuang untuk masyarakat Aceh. Apa yang kita raih saat ini, serta pembangunan yang diraih di Aceh saat ini, salah satunya ada berkat perjuangan beliau serta para syuhada GAM lainnya. Meski kemerdekaan belum diraih, tapi keberadaan dana Otsus serta dana lainnya banyak berkucur usai damai, adalah berkat perjuangan GAM,” kata politisi muda Partai Aceh ini.
Di haul Teungku Lah ke 18 tahun, Mahfuddin mengajak anak-anak ideologi Hasan Tiro serta masyarakat Aceh untuk mengingat kembali wasiat Teungku Lah semasa hidup.
“Ada banyak wasiat Teungku Lah yang harus kita ingat dan jalankan. Salah satunya adalah soal menjaga kekompakan,” ujar Mahfud.
Menurutnya, Teungku Lah adalah sosok kharismatik yang dekat dengan semua lapisan masyarakat dan wartawan. Hal ini pula yang membuat panglima GAM itu memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Aceh.
“Teungku Lah berwasiat kepada kita, anak-anak ideologi Hasan Tiro, untuk terus menjaga kekompakan. Wasiat ini sudah banyak dilupakan sehingga kondisi Aceh menjadi seperti sekarang. Imbasnya seperti yang kita rasakan sekarang,” kata pria yang murah senyum dan bersahaja ini.
“Kita harusnya kembali ke rel dasar. Ini harapan dari Teungku Lah yang telah tiada. Kita tingkatkan kekompakan dan menuntut kekhususan Aceh sebagaimana yang telah disepakati di Helsinki. Ini tanggungjawab bersama kita yang masih hidup,” ujarnya lagi.
Mahfud juga menyebut wasiat Teungku Lah lainnya soal perang politik yang dinilai jauh lebih berat dari perang militer.
“Tahapan ini sedang kita tempuh, namun kita justru terpecah belah sekarang. Tak mungkin meraih hasil maksimal dari diplomasi atau perang politik jika kita sesama Aceh tidak kompak. Ini harusnya menjadi catatan bagi semua.”
“Tanggungjawab moral ini harus dipikul oleh semua anak Aceh yang memiliki ideology ke-Aceh-an. Almarhum Wali Nanggroe Hasan Tiro serta Teungku Lah, tak pernah membeda-bedakan warga Aceh itu berdasarkan daerah. Tapi semua warga Aceh memiliki tanggungjawab yang sama. Semoga Allah Swt menempatkan Teungku Lah di surga-Nya,” kata Mahfud lagi. []