BANDA ACEH – Sebanyak 107 lulusan program sarjana strata satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh semester ganjil tahun akademik 2019/2020 di yudisium, Kamis (6/2/2020) di Aula Lantai III, Gedung Pascasarjana kampus tersebut.
Orasi ilmiah disampaikan oleh Reza Indria, MA dosen tetap Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry yang saat ini sedang menempuh program doktor di Harvard University.
Wakil dekan bidang akademik dan kelembagaan FAH UIN Ar-Raniry, Dr Phil Abdul Manan MSc MA dalam laporannya menyebutkan pada semester ini, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry berhasil menghasilkan lulusan sebanyak 107 orang yang terdiri dari 32 orang laki-laki dan 75 orang perempuan. Dari 107 orang calon wisudawan 39 orang diantaranya memperoleh predikat istimewa, 66 orang memperoleh predikat baik sekali dan 2 orang dengan predikat baik.
“Semester ini kita meyudisium calon wisudawan sebanyak 107 lulusan yang terdiri dari Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) sebanyak 31 orang, Prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) 17 orang dan Prodi Ilmu Perpustakaan sebanyak 59 orang,” kata Abdul Manan dalam laporannya, Kamis (6/2).
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry mengingatkan para calon wisudawan bahwa ijazah dan gelar sarjana bukan sekedar bukti sah telah mampu menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, namun para sarjana harus menjadi agen kemajuan masyarakat dan penjaga moral. Oleh karena itu, kata Fauzi, intelektualitas dan skill sesuai dengan bidang keahlian masing-masing harus dimiliki dan tentunya harus bisa dipertanggungjawabkan di masyarakat.
“Di pundak kalian kini terpikul beban menjunjung tinggi nama almamater. Kesuksesan para alumni akan membawa nama harum bagi almamater. Sebaliknya, kegagalan alumni dalam karir dan bersosialisasi dalam masyarakat, terutama kagagalan akhlak di tengah masyarakat akan mencoreng nama baik almamater,” ujarnya.
Menurut Fauzi, terkadang dalam hidup ini ada manusia yang hanya mengejar prestasi tinggi, lulus tepat waktu, memiliki IPK yang tinggi dan lulus dengan predikat cumlaude, namun kurang bermanfaat untuk orang di sekitarnya. Ada manusia yang prestasinya biasa-biasa saja tapi punya manfaat yang besar bagi orang sekitar.
“Terpenting, yang harus di ingat jangan pernah membandingkan prosesmu dengan orang lain, karena sejatinya tidak semua bunga tumbuh dan mekar bersama. Semua berjalan sesuai zona waktu masing-masing,” katanya dihadapan peserta yudisium.
Pada kesempatan tersebut, pimpinan fakultas juga memberikan penghargaan (bungong jaroe) kepada tiga lulusan terbaik masing-masing, Septian Fatianda dari Prodi SKI, Faritia Maulida dari Prodi Ilmu Perpustakaan dan Nazaruddinlah dari Prodi BSA.[]