BANDA ACEH – Partai Aceh terancam kehilangan dua daerah basis di pilkada 2022 mendatang. Dua daerah tersebut adalah Aceh Utara dan Aceh Timur.
Hal ini merupakan hasil survey lembaga independen sebagai pemetaan awal menuju pilkada 2022 di Aceh.
“Untuk Aceh Utara, dari sejumlah masyarakat yang disurvei, rata-rata mengaku kecewa dengan 10 tahun kepemimpinan Cekmad. Cekmad minim terobosan. Imbasnya berpengaruh pada Pileg 2019 lalu, dan berpotensi kalahnya kandidat yang diusung Partai Aceh pada pilkada 2022 nanti,” kata Ichsani, salah seorang peneliti nasional kepada atjehwatch.com, Minggu malam 9 Februari 2020.
Menurutnya, survey yang diadakan pihaknya tersebut berlangsung pada Desember 2019 hingga 30 Januari 2020.
Survei berlangsung pada daerah-daerah yang selama ini menjadi basis Partai Aceh serta bersifat tertutup.
“Media social ternyata juga berpengaruh pada perubahan arah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Aceh. Minimal ini yang kami temui di lapangan,” ujarnya.
Sementara untuk Aceh Timur, ujarnya lagi, antipati masyarakat terhadap kepemimpinan local meningkat akibat beberapa kasus terakhir.
“Kasus pemukulan perawat serta Ketua KIP Aceh Timur oleh salah satu pejabat di Aceh Timur turut menyebabkan persepsi masyarakat berubah di sana,” ujar dia.
Selain itu, kata pria asal Surabaya ini, kepemimpinan Rocky-Linud juga sudah berlangsung selama dua periode. Sementara kader yang disiapkan sebagai pengganti dinilai belum mampu berbuat banyak serta menarik perhatian warga.
“Ada dua nama yang berpotensi untuk pilkada 2022 di Aceh Timur. Pertama Ridwan Abubakar dan kedua adalah Iskandar. Ridwan Abubakar lebih berpotensi karena memiliki pendukung yang loyal.”
“Dari sejumlah warga yang kecewa dengan sikap arogansi tadi, mengaku lebih memilih mendukung Ridwan jika seandainya pilkada berlangsung di 2022. Itu pemetaan awal. Ini akan kami rilis dalam waktu dekat ini,” ujarnya lagi. []