TAPAKTUAN –
– Dalam upaya pencegahan narkoba dan penolakan pornografi di kalangan pelajar dan santri. Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengajak santri Dayah Darussalam Al Waliyyah Blang Poroh, Labuhan Haji, untuk mencegah narkoba dan menolak pornografi yang dapat merusak mental generasi muda.
“Bahaya narkoba dan pornografi amat sangat luar biasa dan itu merupakan penyakit sosial yang bahayanya sama seperti penyakit fisik lainya,” kata Dyah, dalam sambutannya di Aceh Selatan, Sabtu, 15/2/2020.
Dyah mengatakan, narkoba dapat merusak kualitas akal pengonsumsinya. Saat seseorang mulai mengonsumsi narkoba maka akan menimbulkan zat adiktif atau disebut kecanduan. Akibatnya membuat penggunanya yang sudah candu akan terus mengkonsumsi sehingga ketergantungan.
Sama halnya dengan narkoba, bahaya pornografi juga membuat seseorang ikut candu dalam mengulang perbuatan tersebut. Mengingat kecanggihan teknologi membuat mudahnya mengakses content bermuatan seks atau pornografi sehingga banyak orang yang menikmati hal haram tersebut bahkan menjadi candu.
Maka itu, Dyah berharap, melalui penyuluhan ini, akan membangun kesadaran santri akan dampak negatif yang ditimbulkan dari narkoba dan pornografi. Seperti kerusakan sel otak, halusinasi atau bahkan berdampak pada kegilaan.
Menurut Dyah, jika kesadaran akan bahaya narkoba dan pornografi sudah dipahami dan tertanamkan dengan kuat maka dengan sendirinya santri akan bisa membentengi diri dan bahkan bisa turut melakukan pencegahan peredaran narkoba menolak dan pornografi.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Santri, Muhammad Nasir, mengatakan penyuluhan bahaya narkoba dan penolakan pornografi merupakan salah satu upaya Pemerintah Aceh dalam penguataan mental generasi muda Aceh sehingga terhindar dari bahasa penyakit sosial tersebut.
“Ini adalah penyampaian informasi dan bimbingan kepada seluruh santri dayah agar menjauhi narkoba dan Pornografi,” ujar M Nasir.
Penyalahgunaan narkoba dan pornografi, kata M Nasir, akan mengacam keberlangsungan generasi muda Aceh, yang mana saat ini Indonesia sedang memasuki era darurat narkoba. Oleh sebab itu, bahaya narkoba dan pornografi menjadi perhatian khusus pemerintahan Aceh untuk menyelamatkan generasi muda yang nantinya akan meneruskan estafet bangsa.