BANDA ACEH – Sebanyak 14 nelayan asal Idi, kabupaten Aceh Timur, dilaporkan masih hilang sejak 2017 lalu.
Hal ini disampaikan Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftah Cut Adek, dalam pertemuan dengan anggota Komisi 5 DPR Aceh di ruang Banmus DPR Aceh, Kamis 20 Februari 2020.
“Diduga hilang atau tenggelam. Titik koordinat terakhir antara Thailand dan Aceh,” kata Miftah.
Sebelumnya diberitakan, Komisi 5 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, yang membidangi kesehatan dan social, menerima kunjungan pengurus panglima laot di ruang Badan Musyawarah (Banmus), Kamis 20 Februari 2020.
Pengurus panglima laot yang hadir, dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga pengurus lainnya.
Sedangkan dari Komisi 5 DPR Aceh diwakili oleh Iskandar Usman Al-Farlaky selaku sekretaris komisi dan Tarmizi.
Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftah Cut Adek, dalam sambutannya mengatakan bahwa jumlah nelayan Aceh yang kini ditahan di luar negeri mencapai 59 orang. Adapun rinciannya adalah 33 orang ditahan di Thailand, 25 orang di Andaman India dan satu orang di Myanmar.
“Mereka terdampar saat melaut. Mayoritas dari mereka adalah keluarga miskin,” ujar Miftah.
Sementara itu, Panglima Laot Aceh, Teuku Bustamam, menambahkan pertemuan tersebut merupakan kali pertama dari pihaknya berkunjung ke DPR Aceh dan mendapat respon yang baik. Sementara di kepengurusan sebelumnya, pihaknya pernah dua kali mengirim surat ke DPR Aceh, tapi tak ada tindaklanjuti.
“Sebelumnya, ketika surat masuk ke koran, baru pemerintah bicara,” ujarnya. []