SEORANG pria asal Kenya membuat keputusan paling penting dalam hidupnya saat ia memutuskan untuk masuk Islam. Bagi Austin Amani, memeluk Islam bukan hanya keputusan paling penting baginya, tetapi juga yang paling sulit karena ia dibesarkan dalam keluarga dengan memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap Islam.
Cerita itu dimulai ketika tiba saatnya ia untuk pindah ke sekolah baru, saat itu ibu Austin mulai memberinya nasihat dan instruksi yang akan melindunginya di lingkungan barunya itu. Keluarga Amani memiliki citra negatif terhadap Islam yang digambarkan oleh media barat sebagai agama penghancur dan terorisme. Hal itu yang membuat ibu Amani memintanya untuk menghindari semua siswa muslim di sekolah tersebut.
“Dia menggambarkan mereka dengan semua cara yang mengerikan dan itu membuat saya mulai memikirkan mereka dengan cara yang aneh, khususnya ketika dia meminta saya untuk menghindari anak laki-laki muslim di kamar mandi. Karena ada yang gay dan mereka suka berkerumun,” kata Amani dilansir about islam, Jumat (21/2/2020).
Di sekolah baru tersebut, Amani mengikuti instruksi keselamatan yang dijelaskan oleh ibunya agar menjauhkan diri dari siswa muslim terutama saat berada di kamar mandi. Namun pada suatu hari, salah satu teman sekelas yang beragama Islam, menarik perhatiannya dengan kebaikan dan perilaku baik temannya tersebut.
“Pria ini adalah titik balik hidup saya dan saya memanggilnya Mr Fwow, yang merupakan singkatan dari ‘Keajaiban Dunia Pertama’, karena ia membuat saya takjub dengan perilakunya, terutama ketika saya melihat bagaimana ia selalu gembira saat berhubungan dengan semua orang dan ia tampak tertawa tanpa khawatir. Dia bahkan akan tersenyum ketika dia bermasalah dengan guru, ” jelasnya.
Perilaku Mr Fwow berdampak besar pada pandangan Amani tentang muslim, jadi dia mulai mendekatinya secara bertahap, dan pertanyaan pertama yang diajukan Amani kepadanya adalah, “Apa yang dilakukan anak-anak muslim ketika mereka berkerumun di wastafel di kamar mandi ? ”tanyanya.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka membersihkan diri sebelum salat, yang disebut dalam Islam dengan wudhu. Jadi saya mulai berpikir positif tentang muslim,” ujarnya.
Setelah itu, teman muslim Amani, mulai membawakan beberapa buku untuknya yang menjelaskan tentang Islam dan Aquran terjemahan bahasa Inggris, yang ia tumpuk di bawah tempat tidur lalu membacanya secara diam-diam setiap kali ia mengunci dirinya di kamar.
Ketika ia mulai membaca Alquran, tubuhnya mengalami suatu bentuk kedamaian yang aneh yang belum pernah ia rasakan dalam hidupnya sebelumnya dan misteri hidupnya pun terjawab.
Kecintaan Amani terhadap Islam telah ditanam di dalam dirinya seperti benih yang siap menumbuhkan buah. Dia ingin bergabung dengan agama Islam yang membuatnya lebih bahagia dan membantunya hidup dengan bimbingan dari Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, dia merasa terdorong untuk masuk Islam tanpa peduli dengan pendapat siapa pun dan dia dengan cepat memutuskan untuk pergi ke masjid terdekat di kotanya untuk menerima Islam dan mengucapkan syahadat secara rahasia, tanpa sepengetahuan anggota keluarganya, terutama ibunya yang memiliki pandangan paling keras tentang Islam dan muslim.
Namun masalahnya, adalah pergerakan dirinya benar-benar dibatasi. Dia tetap di rumah kecuali saat disuruh ke supermarket atau pergi untuk acara keluarga. Jadi dia harus memikirkan sebuah ide yang masuk akal yang membuat orangtuanya mengizinkannya untuk pergi keluar sendiri.
Tepat pada 6 Januari 2020 lalu, Amani memutuskan masuk Islam dan dia berharap jika dia bisa segera mengungkapkan agama terbarunya itu kepada orangtuanya.