Banda Aceh – Komite Mahasiswa Pemuda Aceh Nusantara (KMPAN) mengusulkan agar tol Sigli-Banda Aceh diberi nama Hasan Tiro.
Hal ini disampaikan Fadhli Espece, Sekjend Komite Mahasiswa dan Pemuda Aceh Nusantara (KMPAN), melalui siaran persnya, Sabtu 22 Februari 2020.
“Dalam beberapa media cetak dan online menyebutkan bahwa jalan tol yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2024 ini (bahkan sebagian seksinya dalam 2020) diberi nama Sibanceh. Menurut kami, nama Sibanceh ini sama sekali tidak memiliki makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai ke-Aceh-an, melainkan hanya singkatan dari gabungan nama Sigli-Banda Aceh saja. Bahkan jika dibaca dalam bahasa Aceh justru terkesan mengkerdilkan, Sibanceh dalam bahasa Aceh dapat kita artikan “yang baru menetas,” kesannya seperti unggas, seperti anak ayam,” ujar Fadhil.
Oleh karena itu, kata dia, sebelum nama ini melekat dalam benak khalayak masyarakat, KMPAN menyarankan ada baiknya pemerintah Aceh memikirkan nama-nama yang bernuansa lokal dan memiliki nilai dan makna yang filosofis bahkan simbolis. Apalagi Aceh memiliki kekhususan dan kewenangan dalam menjaga kebudayaan dan sejarahnya.
“Menurut kami, nama Teungku Hasan Tiro pantas untuk disematkan kepada jalan tol yang menghubungkan Banda Aceh-Sigli tersebut. Secara, Hasan Tiro merupakan tokoh penting dalam sejarah Aceh kontemporer. Beliau juga berasal dari Pidie yang ibukotanya adalah Sigli.”
Di samping itu, kata dia lagi, belum ada satu jalan pun di Aceh ini yang malabeli nama Hasan Tiro sebagai nama jalan.
“Ini merupakan sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang telah berjuang untuk mengembalikan harga diri Aceh,” ujarnya. []