Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang fokus mengembangkan sektor budidaya perikanan. Sektor ini menjanjikan karena baru 10% potensi yang tergarap. Terbaru, KKP didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue, Aceh dan Sambas, Kalimantan Barat untuk mengembangkan budidaya ini.
Di banyak kesempatan, Menteri KKP Edhy Prabowo mengungkap optimismenya bahwa budidaya perikanan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Lapangan kerja baru dan devisa akan tercipta dari sektor ini.
Keseriusan Edhy menggarap budidaya perikanan Indonesia dimulainya dari internal KKP. Seperti peningkatan produksi benih, indukan, penyediaan lahan, hingga inovasi pakan mandiri. Di samping itu, KKP juga aktif membangun komunikasi dengan Pemda, pelaku usaha, dan pembudidaya perikanan. Begitu juga dengan komunikasi dengan lintas lembaga dan kementerian.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, menyatakan siap merealisasikan program yang fokus pada pengembangan industri perikanan budidaya nasional. Berbagai strategi pun telah disiapkan untuk memicu pengembangan budidaya di kawasan potensial.
“Model pendekatan pengembangan budidaya berbasis klaster akan didorong untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan nilai tambah yang lebih besar. Komoditas udang akan fokus kita dorong untuk meraup devisa ekspor. Tentu kerja sama dengan Pemda sangat penting, nanti kita petakan kira-kira apa yang perlu kita dukung dan fasilitasi untuk memicu pusat-pusat kawasan budidaya,” jelas Slamet dalam keterangannya, Kamis (27/2).
Upaya KKP mengembangkan sektor budidaya mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah, di antaranya Pemerintah
Sementara itu, Bupati Simeulue Erli Hasyim mengatakan, budidaya perikanan merupakan salah satu sektor andalan Simeulue. Komoditas yang siap dikembangkan di sektor budidaya di Simeulue antara lain lobster, udang, dan kerapu. Sedangkan rumput laut masih dalam tahap analisis.
“InsyaAllah, budidaya salah satu sektor andalan kami di bidang perikanan. Kami sedang menata pantai-pantai di Simeulue dan menggerakkan seluruh potensi nelayan yang ada di sana,” ujarnya.
“Jadi InsyaAllah, 1.000 persen kami siap (mengembangkan sektor budidaya),” imbuhnya.
Selain Pemkab Simeulue, Pemkab Sambas, Kalimantan Barat juga menyatakan kesiapannya. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia ini memiliki 6.457 hektare potensi tambak. Dari angka tersebut, 2.691 hektara di antaranya sudah dimanfaatkan.
“Produksi budidaya tambak di tempat kami cukup besar, untuk udang windu misalnya mencapai 125 ton per tahun,” ujar Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili.
Selain udang windu, kata Atbah, masyarakat Sambas juga melakukan budidaya udang vaname dengan produksi 150 ton per tahun, bandeng 875 ton, lalu ikan nila, kakap dan ikan lainnya yang jumlahnya mencapai 150 ton per tahun.