Saat ini banyak sekali ajakan untuk berbuat kebaikan sebagaimana dalam hadits tersebut di atas. Berjihad untuk mati syahid di jalan Allah, mempelajari ilmu Alquran, dan mendermakan harta di jalan Allah.
Kita berhati-hati dalam melakukan setiap langkah. Iblis akan selalu mengganggu keturunan Adam agar rusak amal mereka, kecuali hamba Allah yang mukhlas. ”Iblis berkata, ‘ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas’.” (QS Al Hijr: 39-40).
Ajakan ini haruslah kita lakukan dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena yang lain. Ini harus betul-betul kita tancapkan ke dalam hati sanubari kita yang paling dalam.
Rasulullah saw bersabda, ”Ada tiga tipe manusia yang pertama diadili. Pertama, seorang lelaki yang merasa dirinya mati syahid, ketika ditanya, ‘bagaimana keadaanmu?’, dia menjawab, ‘saya telah berjuang dan mati di jalan-Mu ya Allah’, lalu Allah menjawab, ‘kau berjuang bukan karena-Ku, tetapi agar kau disebut pahlawan. Gelar itu telah kaudapatkan dan sekarang tempatmu di neraka’.”
Tipe kedua, lanjut Nabi, ”Adalah orang yang merasa telah mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta sering membaca Alquran untuk Allah, ketika ditanya, ‘bagaimana keadaanmu?’, dia menjawab ‘saya telah mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta sering membaca Alquran untuk-Mu ya Allah’, lalu jawab Allah, ‘kau belajar dan mengajar supaya dikatakan pintar dan alim, dan membaca Alquran agar diberi gelar qari’, gelar itu telah kaudapatkan dan tempatmu di neraka’.”
Sedangkan tipe ketiga, menurut Rasulullah, ”Adalah seseorang yang merasa telah menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah, ketika ditanya, ‘bagaimana keadaanmu?’, dia menjawab, ‘saya telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan-Mu ya Allah’, jawab Allah, ‘kaulakukan itu agar dikatakan dermawan, gelar itu telah kaudapatkan, sekarang tempatmu di neraka’.”
Hadis ini dengan jelas menyatakan bahwa segala perbuatan manusia tergantung kepada niat. ”Sesungguhnya segala amal itu dilakukan dengan niat. Sesungguhnya setiap orang tergantung pada apa yang diniatkannya,” demikian Rasulullah dalam hadisnya yang lain.