BANDA ACEH – Tampaknya Pengamat Kebijakan Publik Dr. Nasrul Zaman, M.Kes, geram dengan munculnya statemen dari Anggota DPR Aceh terkait penanganan Coronavirus Disiase (covid-19) atau virus Corona. Anggota DPR Aceh itu menyebut pemerintah Aceh gagal dan tidak siap.
“Itu justru membuka aib dewan sendiri. Kalau ketidak siapan pemerintah dinilai dari kemampuan RS Cut Mutia dan RSUZA dalam pengadaan alat kesehatan langsung dinyatakan kegagalan, maka jelas dewan itu sudah salah minum obat,” kata Dr. Nasrul Zaman, M.Kes. kepada media, Minggu 22 Maret 2020.
Menurut Nasrul Zaman, Pertama, seharusnya Pak Dewan itu mempertanyakan diri sendiri, pemerintahan termasuk legislatif mana yang bersedia memberi bantuan anggaran kepada rumah sakit Cut Mutia dalam 3 tahun terakhir? karena RSU Cut Mutia sudah sejak 3 tahun lalu kekurangan anggaran untuk membangun, termasuk salah satunya ruang operasi yang tidak standar dan tidak fungsional, padahal ruang operasi adalah syarat standar sebuah rumah sakit. Konon lagi pengadaan alat yang dibutuhkan dalam penanganan covid-19, suatu wabah yang sejak awal tidak dapat kita prediksi. Tanyakan pada manajemen kedua RS tersebut berapa banyak koreksi dewan atas pengajuan anggaran dari mereka itu.
Kedua, ketidaksiapan tidak bisa dinilai dari minimnya peralatan karena bukan hanya Aceh, bahkan indonesia tidak memproduksi kebutuhan dalam penanganan covid-19 secara masif dan jika import pun barangnya tidak ada di pasaran karena semua negara produsen juga membutuhkannya. Jadi meskipun saat ini pemerintah Aceh punya dana, tapi barangnya memang ada dipasaran.
Mari kita tidak saling menyalahkan dalam menghadapi musibah covid-19 ini, tapi saling mensinergi antar kekuatan dan kemampuan masing-masing. Anggota dewan sudah saatnya mengisi ruang yang masih ada dalam penanganan covid-19, misalnya kembali ke dapil dan mensarankan konstitien tidak keluar rumah jika tdk terpaksa serta aktif meningkatkan berbagai bentuk public awareness.
Saya melihat infrastruktur satgas covid-19 Aceh sudah mulai rapi, Kerjasama dan pelibatan para pihak sudah terbuka, surveilens sudah bekerja memetakan potensi dan wilayah terjangkit. Kabupaten kota sedang memantau setiap titik masuk daerah masing-masing, dan sudah terbentuk tim satgas di setiap daerah.
Berkaitan dengan alat seperti masker, APD dan alkohol dan lainnya yang dibutuhkan dalam penanganan covid-19 semuanya sudah dipesan ke Jakarta melalui kementerian kesehatan, karena memang aturannya begitu.
Jadi saran saya mari bersabar dan terus bekerja bersama untuk Aceh terhindar dari covid-19.
Sebelumnya Sekretaris Komisi V DPR Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky menyebut kesiapan Pemerintah Aceh menghadapi wabah Corona atau Covid 19 yang kini melanda sejumlah daerah di Indonesia dinilai sangat buruk. Iskandar menilai Pemerintah Aceh hanya pandai beretorika di media belaka, sementara alat alat kesehatan yang menjadi kebutuhan di sejumlah RS di Aceh masih sangat minim. Baca: Iskandar Al-Farlaky: Kesiapan Pemerintah Aceh Tangani Wabah Corona Buruk. [red]