JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Amerika Serikat (AS) bisa menjadi pusat global wabah virus corona.
Juru bicara WHO Margaret Harris menjelaskan, terjadi percepatan sangat besar dalam infeksi virus corona di AS sehingga berpotensi menjadikan negara itu sebagai pusat baru wabah.
“Selama 24 jam terakhir, 85% kasus baru muncul dari Eropa dan AS. Sebanyak 40% dari AS,” papar pernyataan Harris.
Ditanya apakah AS dapat menjadi pusat wabah baru, Harris menjawab, “Kami sekarang melihat akselerasi sangat besar dalam kasus di AS. Sehingga ada potensi itu. Kami tak dapat mengatakan itu kasus yang sudah terjadi tapi memiliki potensi tersebut.”
Beberapa negara bagian dan pejabat AS telah mengeluhkan kurangnya koordinasi di tingkat federal. Akibat kebijakan oleh pemerintah negara bagian sendiri, terjadi persaingan mendapatkan persediaan peralatan pelindung virus corona.
Presiden AS Donald Trump mengakui kesulitan yang terjadi. “Pasar dunia untuk masker wajah dan ventilator itu Gila. Kami membantu negara-negara bagian mendapatkan peralatan, tapi itu tidak mudah,” tweet Trump.
Infeksi virus corona di AS telah mencapai lebih dari 42.000, dengan korban tewas sebanyak 559 hingga Senin (23/3).
Secara global, kasus virus corona yang dikonfirmasi melebihi 377.000 di 194 negara dan wilayah. Menurut data Reuters ada 16.500 kematian terkait corona.
Dari 10 negara terparah berdasarkan jumlah kasus, Italia melaporkan tingkat kematian tertinggi sekitar 10% yang mencerminkan populasinya yang berusia lanjut. Tingkat korban tewas secara global sekitar 4,3%.
Berbagai negara meningkatkan pembatasan pergerakan. Inggris diperkirakan hanya berselang dua pekan di belakang Italia dalam siklus wabah.
Inggris sudah mulai membatasi pergerakan setelah Perdana Menteri Boris Johnson memerintahkan warganya tetap berada di rumah.