JANTHO – Ketua Fraksi Partai Aceh DPRK Aceh Besar, Juanda Djamal, meminta supaya jajaran manajemen perusahaan yang mengerjakan jalan tol di Aceh Besar untuk dapat mengontrol pekerja yang keluar masuk Aceh.
Tindakan ini dinilai sangat diperlukan dalam rangka mematuhi intruksi pemerintah terkait penanganan wabah Corona yang sedang mengganas di Indonesia.
“Kalau tidak diantisipasi, ini riskan bagi Aceh. Itu riskan sebagai pihak yang akan bawa virus dari luar. Kalau ini tidak diperhatikan, maka akan berdampak bagi masyarakat Aceh. SOP penanganan Corona ditaati termasuk untuk perusahaan pengerjaan tol di Aceh Besar,” kata Juanda.
Menurutnya, kebijakan pemerintah dapat menyentuh semua kalangan serta bukan hanya masyarakat dimintakan berdiam d irumah tetapi berlaku semua.
“Bandara misalnya. Saya lihat beberapa pesawat masih terbang dan mendarat di Bandara SIM. Ini pintu masuk yang harusnya ditutup sementara.”
“Masih banyak celah terbuka bagi wabah Corona menyerang Aceh.”
“Pintu masuk ke Aceh bisa terbuka kesempatan bagi virus masuk. Jadi truk-truk di perbatasan juga harus dapat diawasi. Perbatasan Aceh dapat juga diawasi secara ketat, bukan hanya bandara dan pelabuhan,” ujar Juanda yang juga aktif sebagai penengah di penyelesaian konflik di Mindanoa ini lagi.
Juanda juga meminta agar pemerintah membentuk Satgas untuk pengawasan harga barang sembako.
“Memastiskan tidak ada penimbunan barang sehingga begitu situasi seperti hari ini dapat menjual dengan harga yang tinggi. harga yang tinggi membuat masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk membelinya. Sedangkan di sisi lain mereka juga tidak bisa bekerja maksimal,” kata Juanda.
“Kita mohon juga pada penjual jika barang yang dibeli mereka dengan harga beli lama dapat tetap menjualnya dengan harga sebelumnya. Jangan memberatkan masyarakat,” ujarnya lagi.