BANDA ACEH – Sejumlah warga di pesisir Aceh Besar mengaku khawatir dengan perkembangan wabah Corona di Aceh. Yang dikhawatirkan bukan pandemic Corona, tapi kemungkinan kelaparan.
“Yang kami khawatir itu lapar. Anak istri tak makan,” ujar Sulaiman, salah seorang nelayan di Aceh Besar.
“Namun Aceh bukan hanya milik PNS. Kami juga butuh makan dan minum. Anak istri kami bukan robot,” kata Sulaiman, 43 tahun, warga Krueng Cut Aceh Besar.
“Pemerintah harusnya juga memikirkan nasib kami. Saat ini beberapa makanan pokok meninggi. Kalau kami tak kerja, besok-besok kami mau makan apa?” ujar Sulaiman lagi.
Menurut Sulaiman, tak hanya dirinya, wabah Corona membuat banyak warga di daerahnya ketakutan.
“Tapi kami harus bekerja, mau tak mau. Pemerintah hanya memikirkan nasib PNS, sementara orang-orang seperti kami tak ada solusi. Jadi mau tak mau harus keluar rumah untuk bekerja,” katanya lagi.
Hal yang sama juga diungkapkan Harkimin, 54 tahun, warga Aceh Besar yang berprofesi sebagai nelayan lainnya.
“Saat ini kami melaut hanya untuk kebutuhan. Kalau ikan kami tak khawatir, tapi sembako lainnya mahal. Mau jual ikan, tak ada pembeli. Warga takut keluar rumah. Mau jual ke tetangga, mereka bernasib sama seperti kami. Buruh lepas yang tak bekerja selama wabah Corona,” kata dia. []