JAKARTA – Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdullah Jaidi meminta umat Islam melaksanakan ibadah shalat tarawih di rumah apabila wabah virus corona (Covid-19) masih terjadi sampai bulan Ramadan tahun ini. Bulan Ramadan berlangsung pada akhir April sampai Mei 2020.
“Sesuai arahan MUI bahwa kita menghindari tempat berkumpul yang membuat menularnya wabah itu sendiri. Sesuai imbauan itu sebaiknya kita tetap tarawih di rumah,” kata Abdullah, Kamis (2/4).
Abdullah meminta masyarakat tak perlu khawatir dan gusar bila salat tarawih digelar di rumah akan mengurangi pahala ketimbang di masjid. Menurutnya, salat tarawih di rumah tak akan mengurangi pahala.
“Ibadah wajib saja disarankan di rumah. Apalagi yang sunah. Nah itulah pertimbangannya kenapa MUI mengarahkan berkenaan dengan salat tarawih dan salat idul fitri yang dua-duanya ibadah yang sunnah,” ujarnya.
Senada dengan Abdullah, Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mengatakan MUI mengedepankan prinsip agar umat Islam menghindari mudarat di tengah wabah corona.
Menurutnya, dalam kondisi saat ini hanya tempat ibadah saja yang berpindah dari masjid ke rumah. Meski begitu, ia menyatakan semua tempat di bumi ini adalah masjid yang bisa digunakan untuk beribadah.
“Keadaan seperti sekarang. Kita menghadirkan masjid dalam diri. Kita pindahkan masjid ke rumah. Lebih bagus ada di rumah dengan rasa masjid. Jadi ini semata dalam keadaan darurat,” kata Din.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam mengatasi penyebaran virus corona. Jokowi turut meminta masyarakat belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Mantan wali kota Solo itu juga sudah meminta tokoh agama dilibatkan untuk mensosialisasikan penerapan jaga jarak aman dan pentingnya cuci tangan demi mencegah persebaran virus corona.[]