BANDA ACEH – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, DR. Dr. Safrizal Rahman M.Kes, Sp.OT, mengaku sangat menyesalkan terkait maraknya beredar pesan whatsapp mengenai seorang dokter spesialis yang positif rapid test di Aceh utara.
“IDI Wilayah Aceh sangat menyesalkan penyebaran informasi tersebut. Informasi tersebut sangat merugikan sejawat yang bersangkutan dan meresahkan masyarakat. Hasil rapid test positif bukan berarti pasien terkonfirmasi positif covid-19, melainkan perlu tahapan pemeriksaan lanjutan yaitu swab dan real time Polymerase Chain Reaction (rt-pcr),” kata Safrizal Rahman, Kamis 9 April 2020.
Menurutnya, bahwa banyak pasien yang positif rapid test namun negatif saat dilakukan swab dan rt-pcr.
“80-85% pasien covid-19 tidak bergejala, berarti sebenarnya banyak pasien covid-19 di masyarakat yang bila dilakukan test akan positif meskipun tanpa keluhan dan mereka membawa serta menyebarkan virus kemana-mana. Inilah dasar kenapa pemerintah meminta masyarakat untuk tetap di rumah.”
“Terkena covid-19 bukan aib, sehingga tidak perlu menimbulkan keresahan. Meminta kepada aparat kepolisian melakukan upaya peringatan,bila perlu melakukan proses hukum terhadap mereka yang menyebarkan informasi ini ke ranah public,” ujarnya lagi.
Kejadian ini, kata dia, dapat berdampak pada dokter yang merupakan benteng utama berjuang melawan covid-19.
“IDI Wilayah Aceh mendukung setiap program pemerintah dalam menghadapi wabah covid-19 ini,” ujarnya.