Banda Aceh – Serangan virus corona atau Covid-19 sudah berjalan kurang lebih dua bulan lamanya, sejak dua kasus pertama diumumkan awal Maret 2020. Namun hingga hari ini kapan Covid 19 akan berlalu masih juga belum jelas.
M Yatim (50), warga Gampong Batoh, Kecamatan Lungbata Kota Banda Aceh, mengatakan, ia sangat merasakan imbas dari wabah corona ini. Selama dberlakukan karantina wilayah di Kota Banda Aceh, beberapa waktu yang lalu, ia semakin hari semakin terjepit dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Banyak sektor usaha kecil terkena dampaknya, tidak terkecuali usaha reparasi mobil miliknya yang kini terpaksa tutup total.
Bukan hanya M yatim saja, banyak usaha yang tutup akibat covid-19 ini. Sejumlah bengkel yang memberikan pelayanan jasa bisa dikatakan tutup total.
Dari pemberlakuan karantina tersebut, M Yatim menyebutkan jika selama ini memang tidak ada satupun pelanggan yang datang ke bengkel miliknya, hingga pendapatannya turun drastis. Ia pun kebingungan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi tabungannya sudah sangat menipis.
”Belum ada aksi nyata pemberian bantuan apapun namanya dari pemerintah setempat, baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah Kota banda Aceh,” ujarnya.
Bantuan yang dibagi-bagi selama ini ia tidak tau di mana. Bahkan ia menilai pembagian sembako tersebut pilih kasih. Sampai saat ini mereka belum tersentuh bantuan apapun
M. Yatim mengaku pernah didatangi oleh kepala lorong dan meminta kartu keluarga, namun sampai saat ini sudah satu bulan lamanya belum ada tanda-tanda bantuan itu datang.
“Kota Banda Aceh ini semacam tidak ada pemimpinnya saja, mana Walikota dan mana Anggota DPRK serta pejabat-pejabat itu. Seharusnya usaha kecil seperti kami inilah yang mesti dibantu,” ucapnya.
“Selain bengkel ini, kami memang tidak ada usaha lain. Penghasilan kami memang satu-satunya dari memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat,” timpal bapak dengan 5 orang anak ini.
Sebelum Covid-19 merebak, ia tidak perduli dengan bantuan-bantuan dari pemerintah. “Karena selama ini saya bisa mencari nafkah sendiri dengan menjual jasa cat mobil, membetulkan mesin mobil konsumen yang rusak ringan ataupun berat tanpa harus meminta belas kasih dari pemerintah,” tegasnya.
Namun saat ini, M Yatim mengaku betul-betul pelik dan sangat menyedihkan baginya, sebab usaha bengkelnya memang tidak ada pelanggan sama sekali.
Meskipun sudah terbit Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional atau Stabilitas Sistem keuangan. Namun sampai saat ini bantuan tersebut belum menyentuh kepada masyarakat Kota Banda Aceh.
M.Yatim berharap pemerintah turun langsung ke lapangan dan melihat langsung keluhan masyarakat.
“Jadi tidak terkesan kami masyarakat merasa ditinggalkan dalam keadaan terjepit seperti ini,” tutupnya. []