BANDA ACEH – Pengamat kebijakan public, Dr Nasrul Zaman, menilai pengelolaan dana di Dinas Dayah Aceh selama ini serampangan dan jauh dari prinsip keadilan serta tidak memiliki visi pembangunan.
Hal ini disampaikan Nasrul Zaman di akun Facebook miliknya. Nasrul mengizinkan atjehwatch.com untuk mengutip ulasan tersebut.
“Setelah airnya keruh (Dinas Dayah Aceh-red) maka ikannya pada keluar (mungkin penduduk) kolam. Mereka ini merupakan kelompok yg sengaja membiarkan dana dayah dikelola serampangan, jauh dari prinsip keadilan dan transparan dan tidak punya visi membangun dayah Aceh yang siap bersaing secara regional bahkan internasional,” tulis Nasrul.
Menurutnya, Aceh ini membutuhkan kepala dinas dayah yang mampu dalam masa kepemimpinan nya melahirkan dayah Aceh yang bersaing dan maju dibuktikan dengan berduyunnya warga ASEAN nyantri serta bukan hanya mampu bagi-bagi dana dengan sesuka hatinya.
“Aceh butuh Kepala Dinas Dayah yang berpikir strategis menghempang pendangkalan akidah di wilayah perbatasan.”
“Setelah beberapa tahun lalu dibangun Islamic Centre di Aceh Tenggara dan Aceh Singkil, pada tahun tahun terakhir apa yg dilakukan dinas dayah pada gedung itu? Dibiarkan mati membusuk tanpa program yg berkesinambungan dari dinas dayah,” tulisnya lagi.
Menurut Nasrul, puluhan miliar anggaran pembangunan Islamic Centre hanya menjadi onggokan gedung dan komplek mati. Untungnya yang di Aceh Tenggara digunakan oleh institusi pendidikan lokal sehingga sedikit terawat.
“Makanya kawan, kelilinglah ke perbatasan kalau bisa ajak kepala dinas dayah itu biar dia tahu Aceh ini luas atau kalau tak mampu mundur saja atau dukung ALA dan ABAS biar mereka bisa berpikir untuk langkah hidup mereka sendiri,” tulis Nasrul Zaman lagi.[]