BANDA ACEH – Kondisi jaringan internet di Indonesia memang tergolong masih terbatas dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Keadaan ini dinilai merupakan salah satu tantangan yang dihadiri lembaga pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, dalam menerapkan belajar mengajar daring selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Hal ini juga diakui oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D, Dirjen Dikti atau Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, yang juga merupakan pemateri dalam Diskusi Santai Daring (Disaring) pada Kamis 14 Mei 2020, pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.
“Negara tetangga kita, Malaysia, yang telah memiliki jaringan internet secara lebih luas, sampai ke pelosok,” ujar Prof. Nizam.
“Sampai dengan detik ini, masih ada daerah-daerah yang terpencil di Indonesia yang belum memiliki jaringan internet, sehingga menyebabkan kesulitan bagi pelajar dan juga mahasiswa untuk belajar secara daring.”
“Untuk itu, kami telah berupaya secara bertahap untuk memulihkan situasi ini. Kami telah melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan di bidang jaringan internet untuk membuka akses bagi daerah-daerah terpencil di Indonesia. Sebenarnya internet ini bukan hany waktu terjadinya covid, yang paling lebih menantang lagi adalah waktu setelah covid, dimana perubahan terjadi dalam banyak hal, digitalisasi tak dapat dihindari, oleh karena itu untuk menignkatkan sumber daya manusia Indonesia.”
“Kita melakukan langkah-langkah yang efektif dan efesien, diantaranya membuka akses internet bagi daerah terpencil. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan tetap terjadi, mahasiswa di daerah dapat mengakses segudang ilmu yang ada di dunia maya, mahasiwa juga dapat berkolaborasi denga temannya di tempat lain via dunia maya.”
Sebelumnya, Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal M.Eng, mengatakan salah satu kendala belajar daring saat ini adalah akses internet yang belum merata, ada daerah yang belum memiliki akses internet, sehingga menyulitkan mahasiswa, menghadapi kendala ini Unsyiah telah bekerjasama dengan Telkomsel untuk mempermudah akses internet bagi mahasiswa.
“Dari 130 universitas yang diberikan fasilitas Bebas Akses Ilmupedia 30GB untuk setiap mahasiswa, Unsyiah salah satu kampus yang mendapatkan kesempatan itu. Selain itu, Unsyiah sendiri juga memberikan subsidi kuota internet sebanyak 8 GB untuk 13 mahasiswa dengan cara mengisi langsung (Inject) ke nomor mahasiswa yang terdaftar di sistem KRS online,” ujar dia.
Diskusi ini menghadirkan pembicara Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D selaku Dirjen Dikti/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, serta Dede Yusuf selaku Wakil Komisi X DPR RI.
Diskusi santai secara daring yang diselenggarakan oleh oleh Jurusan PPKN FKIP Unsyiah bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa di bawah manajemen Suhendri dan kawan-kawannya, Kamis 14 Mei 2020.
Diskusi online dengan aplikasi zoom meeting ini diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Diskusi ini dipandu oleh Maimun bin Lukman, dosen serta sekretaris dari jurusan PPKN FKIP Unsyiah.