BANDA ACEH – Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal, mengatakan sejak akhir 2019 sampai dengan saat ini virus yang dikenal dengan covid-19 telah mewabah ke seluruh penjuru dunia. Hingga saat ini belum ada satu negara pun yang dapat memastikan kapan berakhirnya wabah covid-19 ini karena belum ditemukannya vaksin.
Katanya, pandemic covid-19 ini telah memaksa lahirnya peradaban baru bagi kehidupan manusi, yang seyogianya snagat maching dengan industri 4.0 dan masyarakat 5.0.
“Era ini adalah era kompetisi yang sangat ketat, agar kita mampu bersaing dan survive maka tidak ada jalan lain selain dari memperkuat basis IT kita, apalagi dimaasa wabah dan bahkan paska pandemic covid-19 ini terjadi nantinya” paska kata prof .Dr.Ir.Samsul Rizal,.M.Eng. dalam diskusi santai daring (Disaring) Kamis 14 Mei 2020.
Diskusi yang diselenggarakan oleh jurusan PPKN FKIP Unsyiah bekerjasama dengan himpunan mahasiswa juga dihadiri oleh Dirjen Dikti Prof. Dr.Ir. Nizam, M.Sc.,DIC.,Ph.D dan juga Dede Yusuf Wakil Komisi x DPR RI.
“Saat ini dan ke depan, pekerjaan manusia akan terus digantikan oleh mesin, maka ada ancaman terhadap 50 juta orang di Indonesia yang akan kehilangan pekerjaannya ke depan, oleh karena itu pendidikan harus mampu melahirkan SMD yang handal dan mumpuni yang mampu beradaptasi dengan dunia digital saat ini,” tambah Rektor Unsyiah.
Dalam kesempatan yang sama Dede Yusuf wakil komisi X DPR RI juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan ada revisi UU Sisdiknas.
“Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan realitas yang sedang terjadi. Sistem pendidikan kita harus mampu terselenggaranya pendidikan yang berbasis pad kualitas ataupun mutu, bukan sekedar kuantitas. Selain itu juga kita sedang menyusun blue print tentang pendidikan Indonesia paska pandemik. Kita tidak ingin Bangsa yang kaya akan sumberdaya alam ini tapi masyarakatnya tidak seja,” ujarnya.
Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal M.Eng, mengusulkan agar ke depan lembaga pendidikan di Indonesia perlu disatu-atapkan.
Usulan ini disampaikan Prof. Samsul Rizal usai mendengar penjelasan dari Dede Yusuf selaku Wakil Komisi X DPR RI soal rencana revisi UU Sisdiknas.
“Untuk menghindari disparitas dan dikotomi antara pendidikan di sekolah agama dengan umum, negeri dan swasta.”
“Maka kami berharap sistem pendidikan nasional perlu menjadikan semua lembaga pendidikan menjadi satu atap saja, dibawah manajemen yang satu, dengan demikian akan tercipta pemerataan akses secara lebih adil,” kata Rektor Unsyiah dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh oleh Jurusan PPKN FKIP Unsyiah bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa di bawah manajemen Suhendri dan kawan-kawannya, Kamis 14 Mei 2020.
Usulan ini ternyata mendapatkan respon positif dari Dede Yusuf, politisi Partai Demokrat yang juga wakil ketua Komisi X DPR RI.
Dede Yusuf mengapresiasi usulan rektor Unsyiah tentang pendidikan satu atap. “Saya berharap pak Rektor Unsyiah bersedia memberikan ide dan gagasannya untuk dijadikan sebagai bahan dalam proses revisi UU Sisdiknas nantinya,” ujarnya.
Sebagaimana yang diketahui, diskusi online dengan aplikasi zoom meeting ini juga diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Diskusi ini dipandu oleh Maimun bin Lukman, dosen serta sekretaris dari jurusan PPKN FKIP Unsyiah. []