TAKENGON – Bencana banjir bandang di Kampung Paya Tumpi Baru Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah pada Rabu (13/05) dinilai terjadi akibat hilangnya fungsi hutan dan serapan air di Kawasan Pantan Terong.
“Saya selaku Reje yang peduli terhadap lingkungan meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mendorong pemerintah dan pihak terkait agar mengalihfungsikan Pantan Terong dan sekitarnya sebagai kawasan hutan lindung atau hutan kota,” ujar Reje Kampung Paya Tumpi Baru, Idrus Saputra kepada Atjehwatch.com, Sabtu (16/5).
Manurutnya, berdasarkan analisa rekan LSM dan lingkungan banjir ini longsor dialiri dari dua hulu drainase induk di Kecamatan Kebayakan yakni, drainase dari Totor Pemulo dan Drainase dari Wehni Decer, keduanya berhilir di Kampung Lot Kala Kebayakan.
“Selain itu, tingginya intensitas hujan yang bertumpu meliputi wilayah Pantan Terong, Radines, Bukit Kute Panang yang sudah masuk kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dalam data pemerintah juga menjadi faktor terjadinya banjir bandang,” ujar Idrus.
Untuk itu, kata Idrus, pemerintah harus tegas untuk menindak mereka yang melakukan perambahan membuka lahan tanpa seizin kampung di kawasan Bukit Radines, dan sekitar Pantan Terong serta tidak dijadikan sebagai hak milik, agar tutupan dan fungsi hutan tetap menjadi penyangga serapan air.
Berdasarkan data Kampung Paya Tumpi Baru, saat ini terdapat 40 laki-laki, 70 perempuan, 7 lansia, 15 anak, dan 20 balita merasakan dampak banjir dan longsor.
Untuk korban rumah rusak parah berjumlah 13 KK dan sejumlah warga masih mengungsi di sekolah, Kantor Reje dan tinggal sementara di rumah keluarga mereka di luar Kampung Paya Tumpi Baru.
Reporter: Ahmad Amin