WARUNG kopi di salah satu sudut Kota Simpang Ulim terbilang ramai, Rabu pagi 10 Juni 2020. Beberapa pemuda terlihat sibuk dengan handphone di sudut kiri.
Tak ada wifi di warung ini. Hal inilah yang membuat interaksi social berlangsung dengan nyaman.
Sementara 5 pria paruh baya lainnya duduk semeja di meja ke dua sebelah kanan.
“Teungku. Kupi saboh teuk beh.”
Suara itu terdengar dari barisan pria paruh baya tadi.
Ada tujuh gelas kopi di atas meja. 5 di antaranya telah kosong. Sementara dua lagi tinggal setengah.
“Leuh keu Pang Ucok kali nyoe,” ujar seorang pria sambil meneguk kopi hitamnya.

Dari barisan ini, asap rokok mengepung seisi ruangan. Namun para pengunjung sudah biasa. Sementara pria yang meneguk kopi tadi bernama Sulaiman, 43 tahun, pekerja swasta di Simpang Ulim.
Demikian juga dengan 4 rekannya yang lain. Mereka datang dari berbagai profesi. Ada guru, petani hingga pedagang. Penulis kemudian bergabung di meja ini.
“Pesan kupi saboh teuk teungku. Nyoe ciet neurasa kupi Simpang Ulim. Peuna beda dengan kupi Banda Aceh,” ujar Rahman, 35 tahun, pria lainnya yang duduk di samping Sulaiman.
“Nyoe kamoe sedang membahas soal Pang Ucok. Na neuturi?” ujar Sulaiman lagi.
Ternyata Pang Ucok yang dimaksud adalah Panglima Daerah I KPA Wilayah Peureulak. Dalam struktur komando KPA, Aceh Timur di bawah komando seorang panglima wilayah dan kemudian ada 4 panglima daerah. Pang Ucok termasuk panglima daerah I yang meliputi Simpang Ulim dan beberapa kecamatan lainnya.
Yang jadi pembahasan, Pang Ucok kini dilirik oleh beberapa calon kandidat bupati yang bakal diusung oleh Partai Aceh.
“Kubu Peureulak melirik Pang Ucok untuk disandingkan dengan Iskandar Usman Al-Farlaky. Jadi duet Iskandar-Pang Ucok. Sementara kubu Idi juga melirik Pang Ucok untuk digandeng dengan Teungku Azhari atau Maop. Azhari Maop,” jelas Rahman.
Posisi ini, kata Rahman, membuat nama Pang Ucok naik daun di Aceh Timur. Padahal, beberapa waktu lalu, usai Pileg, sosok ini bahkan ditinggalkan oleh beberapa rekannya karena tak terpilih ke DPR Aceh melalui Partai Aceh.
“Pang Ucok kian seksi,” ujar Sulaiman sambil tersenyum. Ia mengaku termasuk orang yang berjuang untuk Pang Ucok di Aceh Timur.
Yang lebih mengembirakan lain, kata Sulaiman, adalah analisis mereka terkait kondisi politik Aceh Timur saat ini.
“Begini. Kalau maju Iskandar dan terpilih, maka urutan selanjutnya yang menggantikan dia di DPR Aceh adalah Pang Ucok. Ini kalau Pang Ucok tak diambil wakil. Tetap menguntungkan Pang Ucok. Apalagi kalau berpasangan dengan Iskandar, maka ia pasti jadi wakil,” kata Burhan, 50 tahun, pria paruh baya lainnya.
“Yang jelas kita harus dekat dekat dengan Sulaiman mulai dari sekarang,” katanya lagi.
Para pemuda ini kemudian tertawa bareng.
“Kalau Iskandar-Pang Ucok jadi. Maka kursi di DPR Aceh jatuh ke tangan Buk iin. Itu sepupu Rocky kan?” tambah Rahman.
Buk Iin yang dimaksud adalah Aisyah, mantan anggota DPR Aceh periode sebelumnya.
Hampir 1 jam penulis di warung ini, pembahasan soal politik Aceh Timur kian menghangat. Pukul 12.00 WIB, penulis minta izin untuk pamit dan melanjutkan perjalanan. []