Oleh Abu West
SETIAP pergerakan di suatu negara untuk menuntut hak atas ketidak adilan maka akan di ikuti oleh negara lain dengan tujuan yang sama untuk perubahan demi perbaikan sistem Pemerintahan dalam tatanan hidup secara sosial dan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kemajuan dalam sebuah negara.
Kita bisa melihat sejarah renaisance yang lebih dikenal dengan revolusi industri di Francis. Pertama kali pergerakan ini muncul setelah wabah Pandemi melanda Paris yang hampir membunuh sang raja muda yang baru saja dilantik karena keluar karantina konplek istana untuk menjemput selirnya yang melahirkan di luar komplek istana. Semua dikisahkan dalam The last kindom film serial favorit netfliek Amerika. Walau tidak detil sampai kepada revolusi industri namun karena kebebasan menjalankan kehidupan saat itu di lockdown oleh pemerintah. Maka para cendikiwan dan oposisi dari wilayah taklukan Paris yang biasanya berjibaku dengan kesibukannya. Sekarang memiliki waktu untuk menyusun program perubahan begitu juga yang berjiwa perampok menyusun program untuk menjarah. Hanya butuh Pemimpin oposisi sebagai Leader yang kuat maka revolusi akan berjalan dengan sistem yang akurat dan sukses.
Kemudian kita merasakan sendiri di awal abat 21 kita pergerakan besar lahir di Aceh atas nama Referendum. Pergerakan yang disebut dengan reformasi dalam skala nasional ini juga punya histori yang hanpir sama dengan revolusi industri yaitu untuk merubah sistem pemerintahan.
Namun alangkah baiknya kita melihat Pergerakan secara detilnya saja karena pergerakan skala nasional beda arah dan tujuan dengan pergerakan aceh saat itu. Nah, bagaimana referendum bangkit di Aceh seiring feformasi nasional. Masing – masing Kita punya jawaban nya yang berbeda-beda.
Kalau saya melihat ini semua diawali dengan terbenggunya hak kebebasan bagi kita. Kita merasakan bagaimana jam malam, bagaimana mogok massa, dan kita tidak pernah bebas bergerak walau hanya untuk ke warung kopi kala itu.
Kita benar benar dibelenggu jauh dari hak kemerdekaan diri sampai mahasiswa harus lapar karena tidak bisa menerima kiriman perbekalan dari kampung mereka. Saya sendiri bangkit bergabung untuk bergerak semua dimulai dari masalah ini yaitu hak yang dibelenggu. Walau hanya sebagai penghibur dan yang meramaikan saja bukan sebagai aktif karena saya saat itu baru kuliah kuliah semester pertama di PGSD Unsyiah.
Lalu, mengapa juga pergerakan referendum ini dianggap revolusi sosial dan mengancam kedaultan negara, mungkin jawabanya karena pergerakan ini di dukung oleh aktivis pro kemerdekaan saat itu yang lebih di kenal dengan Gerakan Aceh Mardeka dan mereka membantu sekuat tenaga agar pergekan ini sukses walau akhirnya kandas di tengah jalan dan banyak menelan korban baik yang meninggal dan yang di penjara.
Saya sendiri hampir tamat dalam penjara karena laporan orang yang pernah saya adiili di asrama untuk saja para intel menanyakan abu pada saya sendiri setelah itu saya menyelamatkan diri ke sebuah pasantren dan kembali ke kampus saat wisuda.
Pergerakan yang kita rintis dengan darah dan pegorbanan masa lalu akan menjadi kenangan saja namun ada kemenagan besar di balik kegagalan yaitu para revolusionir baik aktivis mahasiswa dan aktivis pro kemerdekaan sampai sekarang masih mengambil peran untuk memperkuangkan aspirasi masyarakat. Bisa di bayanglan kalau saja tidak ada pergerakan referendum sebagai revolusi sosial maka di pastikan semua topoksi dalam pemerintah baik eksekutif dan legislatif akan di kuasai oleh utusan pusat seperti pada masa sebelum perdamaian Aceh.
Setelah kita melihat histori mulai dari revolusi industri dan referendum Aceh baiknya kita mentalaah satu lagi yang baru ini terjadi yaitu protes rasisme di amerika. Semua bertanya – tanya, apakah ini rasis yang pertka terjadi di Amerika? Jawabannya tentu tidak, ada banyak list seputar rasise dan brutalisme yang pernah terjadi di Amerika, lalu mengapa juga sekrang baru rakyat Amerika bangkit?
Ada beberapa jawaban yang logika untuk dijawab
Untuk sebuah pergerakan dalam suatu wilayah kita butuh oposisi yang kuat sebagai funding, kalau tidak ada oposisi pendukung pergerakan lalu siapa yang mengatur sistem dan untuk siapa perjuangan melawan pemerintah ini.
Kemerdekaan dan kebebasan di amerika dalam 3 bulan ini di kekang karena Covid 19 jadi masyarakat punya banyak waktu untuk berfikir dan menyusun program sesuai profesi masing-masing.
Tinggal menunggu comando maka bergeraklah para pencuri untuk menjarah, para aktivis untuk tanpil dan politisi untuk mencari simpati. Maka pemerintah akan goyang dan revolusi sosial akan bangkit lebih brutal dan rasis dari yang di lakukan oleh oknum pemerintah.
Nah, saat Amerika bangkit dalam skala besar untuk revolusi sosial menentang rasisme makan eropa juga bangkit seperti inggris dan negara lain bahkan negara-negara Asia juga bangkit kemudian semua negara yang memiliki Leader dalam pergerakan dan oposisi akan bangkit.
Bahkan para aktivis dari negara yang sedang untuk merdeka semisal ulgur dan lainnya membawa konsep dan spanduk perjuangan mereka bergerak menuntuk bersama tuntutan rasisme di jalan jalan amerika serikat.
Kemudian yang perlu di pertanyaakan mengapa kita tidak bangkit bukan kah kita juga di belenggu dalam ketidak merdekaan jawabanya kita tidak punya Leader yang rela berkorban jiwa raga untuk perubahan. Saat kita takut mati dan terlalu cinta jabatan dan harta maka revolusi itu adalah mission imposible .
Begitu juga muslim di seluruh dunia mereka tidak bangkit seiring dengan situasi amerika bergelak karena masih jawaban yang sama yaitu crisis leader dan tidak tau bergerak untuk siapa karena tidak ada wakil dalam oposisi politik walau bergerak mengambil tempat dalam revolusi sosial sama juga bohong. Misalnya contoh yang paling dekat adalah saya , bisa saja saya membawa bendera bulan bintang dan berteriak dengan suara merdeka. Mereka mau juga mengikuti orasi saya untuk 5 menit karena saya berjuang untuk organisasi mereka.
Namun merdeka dan revolusi yang saya gaungkan unruk siapa. Karena kita sudah damai dan pejuang kita sudah berkuasa di eksekutif dan legislatif. Kalau hanya berjuang untuk calon dewan dan calon gubernur. Siapkan mobil pawai saja keliling aceh di setiap sagoe dan wilayah kita khanduri anak yatim . Insya allah menang tanpa harus demo ikut protes di depan gedung perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penulis adalah Diaspora Aceh yang tinggal di Amerika Serikat.