Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Kolom

Berguru Dan Ambil Pelajaran Dari Kejahatan Sebelumnya

Admin by Admin
22/06/2020
in Kolom
0
Saat Teguran Dari Langit Kepada Penghuni Bumi

Oleh : Roni Haldi

Syekh Asy Sya’rawi pernah berkata :

لَا تَقْلَقْ مِنْ تَدَابِيْرِ الْبَشَرِ. فَأَقْصَى مَا يَسْتَطِيْعُوْنَ هُوَ تَنْفِيْذُ إِرَادَةِ اللهِ

“Janganlah engkau merasa cemas terhadap “konspirasi” manusia. Sebab, puncak dari kemampuan mereka adalah melaksanakan kehendak Allah SWT.”

Setiap Nabi dan Rasul yang diutus Allah kepada kaumnya selalu dan tentu menjumpai tantangan penolakan. Tetap saja ada sebahagia dari mereka yang mendengkur membenci dengan berbagai alasan walau terasa dibuat diada-adakan. Tak hanya Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang menerima perlakuan tak enak dari kaumnya yang notabenenya masih klan keluarga punya hubungan darah. Abu Jahal dan Abu Lahab contohnya. Jika orang di dalam keluarga sendiri saja menolak dakwahnya apalagi masyarakat Quraisy pada umumnya.

Berkali-kali Rasulullah dihina dicemooh dikhalayak ramai seperti ketika berbicara dihadapan masyarakat Makkah di bukit Shafa, meneruskan firman Allah tentang perintah menyeru menyampaikan Islam kepada kerabat dekatnya. Naik lah Rasulullah ke atas bukit Shafa, lalu menyeru, “Wahai Bani Fihr! Wahai Bani ‘Adi! Seruan ini diarahkan kepada marga-marga Quraisy. Kemudian tak berapa lama, mereka pun berkumpul. Karena begitu pentingnya panggilan itu, seseorang yang tidak bisa keluar memenuhinya, mengirimkan utusan untuk melihat apa gerangan yang terjadi? Maka, tak terkecuali Abu Lahab dan kaum Quraisy pun berkumpul juga. Kemudian Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam berbicara, “Bagaimana menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?” Mereka menjawab, “Ya! kami tidak pernah tahu dari dirimu selain kejujuran.”

Beliau shalallahu alaihi wasallam berkata, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian akan azab yang amat pedih.” Abu Lahab menanggapi, “Celakalah engkau sepanjang hari ini! Apakah hanya untuk itu engkau kumpulkan kami? Maka ketika itu turunlah ayat: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab…” [Qs. al-Masad: 1].
Celakanya Abu Lahab karena ulah kejahatannya akibat menolak dan memprovokasi orang lain agar mengikuti jejak jahatnya. Tak hanya itu saja deretan daftar kejahatannya. Sekumpulan tuduhan jahat dirangkai disebarkan agar membendung menghentikan laju gerak dakwah Islam. Menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam gila. Sebagaimana disebutkan firman Allah : Mereka berkata: “Hai orang yang diturunkan al Qur`an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. [al Hijr/15:6].

Mereka menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tukang sihir atau terkena sihir. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tuduhan mereka dalam firmanNya : “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”. [Shad/38:4]

Tuduhan bahwa Muhammad hanyalah membawa dongengan-dongengan orang-orang terdahulu. Ini dijelaskan Allah dalam firmanNya : “Dan mereka berkata: “Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang”. [al Furqan/25:5].
Tatkala diminta hadirkan bukti kerasulan, tetap saja tak merubah keyakinan mereka bahkan makin bertambah penolakan pengingkaran. Bahkan demi menutupi kegalauan, mereka adakan setumpuk tuduhan hasil muslihat jahat.

Kejahatan itu rupanya berguru dari kejahatan sebelumnya. Nun jauh sebelum usaha dakwah jahriyyah dilakoni Rasulullah di Makkah, telah tersebut termaktub kisah pahitnya dakwah Nabiyullah Musa Alaihi salam dihadapan kaumnya Bani Israil dan penguasa Mesir di gelar Fir’aun. Dan Musa berkata, “Wahai Fir‘aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam. (Q.S. Al ‘Araf : 104).

Hambatan bukan hanya tantangan penolakan sudah lebih dulu dirasa diterima oleh Nabi Musa Alaihi salam bahkan tuduhan palsu disematkan. Berbagai bukti untuk pembenaran seruan dakwah yang diminta telah disodor perlihatkan namun tetap saja tak merubah kebusukan hati dan kejahatan diri Fir’aun beserta penasehat ahlinya yang menyertainya. Dia (Fir‘aun) menjawab, “Jika benar engkau membawa sesuatu bukti, maka tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.”(Q.S. Al A’raf : 106).

Dalam firman-Nya surat Al-A’raf ayat 103 Allah SWT mencatatkan muslihat jahat Fir’aun yang disokong para penasehatnya. Walau bukti benar yang diminta telah dibuka disajikan tanpa hijab tak terbantahkan tetap ingkar mereka pilih dijadikan pilihan putusan.
Setelah mereka, kemudian Kami utus Musa dengan membawa bukti-bukti Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari bukti-bukti itu. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.

Tak hanya penolakan dan pengingkaran terhadap bukti benar dipertontonkan. Kejahatan lanjutan mereka lancarkan demi melanggengkan kekuasaan dan menjatuhkan dan melenyapkan ajakan dakwah para Nabi. Ancaman bunuh dan pemusnahan menjadi senjata utama pembungkaman terhadap keberadaan kebenaran. Ancaman yang menyuburkan benih ketakutan bergentayangan. Semuanya nyata dalam firman-Nya surat Al Anfal ayat 52.
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi sangat keras siksa-Nya.”

Dan bahkan diperjelas dalam penegasan nasib akhir akumulasi dari rangkaian kejahatan mereka dengan digiring berjalan membawa penyesalan melewati kaumnya dihari kiamat menuju memasuki seburuk-buruk tempat di akhirat. “Dia (Fir‘aun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki.” (Q.S. Hud : 98).

Sungguh kejahatan tetap akan menemui akhir yang pasti disesali. Dan kebaikan pasti mendapat kebahagiaan yang dinanti dinikmati. Petiklah ibrah dari sejarah lampau yang biasanya sering berulang. Jangan mengambil menjadikan kejahatan sebelumnya sebagai guru kehidupan.

Previous Post

Tekan Penyebaran Rabies, Distan Aceh Tengah Giatkan Vaksinasi

Next Post

Syech Fadhil Sambangi Sejumlah Dayah di Aceh Utara

Next Post
Syech Fadhil Sambangi Sejumlah Dayah di Aceh Utara

Syech Fadhil Sambangi Sejumlah Dayah di Aceh Utara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Wali Nanggroe Hadiri Peresmian Pabrik Karet Pertama di Aceh

Wali Nanggroe Hadiri Peresmian Pabrik Karet Pertama di Aceh

08/07/2025
DPRK Banda Aceh Terima Pertanggungjawaban APBK 2024

DPRK Banda Aceh Terima Pertanggungjawaban APBK 2024

08/07/2025
Jemaah Haji Aceh di Arab Saudi Tersisa 133 Orang

Jemaah Haji Aceh di Arab Saudi Tersisa 133 Orang

08/07/2025
Tim DPMG Aceh Verifikasi Data Sejumlah Mukim Persiapan di Abdya

Tim DPMG Aceh Verifikasi Data Sejumlah Mukim Persiapan di Abdya

08/07/2025
ASN Kanwil Kemenag Aceh Serahkan Zakat Melalui Baitul Mal Aceh

ASN Kanwil Kemenag Aceh Serahkan Zakat Melalui Baitul Mal Aceh

08/07/2025

Terpopuler

Haru, Kakak-Beradik Asal Pidie Ini Rasakan Sensasi Berhaji di Usia Muda

Haru, Kakak-Beradik Asal Pidie Ini Rasakan Sensasi Berhaji di Usia Muda

07/07/2025

Nyan, Sejumlah Pustu Akan Direhap di Pidie

Habib Luthfie Bin Yahya: Ijtimak Ulama Aceh Jalan Terbaik Penyelesaian Blang Padang

Pupuk Subsidi Mahal Dan Langka, Bupati Diminta Copot Kadistan Asel

Tarian “Sentinel” Pukau Pengunjung Sound of Nanggroe di Taman Budaya Aceh

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com