BANDA ACEH – Aksi sejumlah goweser wanita tanpa hijab menghebohkan Kota Banda Aceh dalam dua hari belakangan. Pasalnya, foto serta video aktivitas para pesepeda tersebut, tersebar di dunia media sosial.
Bukan karena kegiatan gowes mereka yang dipermasalahkan, namun lebih kepada pakaian yang mereka gunakan. Sebagian para pesepeda wanita di dalam video dan foto itu, tidak memakai jilbab serta mengenakan pakaian yang terbilang menampakkan bentuk tubuh.
Padahal, Kota Banda Aceh dikenal sebagai salah satu daerah yang menerapkan pelaksanaan syariat Islam, akan tetapi para wanita tersebut malah bergowes ria sambil mengelilingi kota dengan mengenakan baju ketat.
Melihat video yang beredar, netizen khususnya dari Provinsi Aceh pun merasa berang. Tak hanya itu, Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Aceh memberikan tanggapan terkait perbuatan para goweser perempuan yang ada di dalam video tersebut.
Mengetahui video serta foto yang viral, Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia Aceh, Darwati A Gani menyesali dan kecewa atas tindakan maupun penampilan para pesepeda perempuan tersebut.
Menurut istri Irwandi Yusuf itu, para goweser perempuan itu seolah tidak menghargai pemberlakuan syariat Islam di Aceh saat sedang berolahraga menggunakan sepeda.
“Semua pihak harus menghargai pemberlakuan syariat Islam di Aceh,” kata Darwati, Senin (6/7).
Darwati tidak melarang masyarakat untuk bersepeda, sebab olahraga ini belakangan memang sedang sangat diminati di Indonesia, termasuk di Aceh. Meskipun demikian, ia mengatakan, semua pihak harus tetap menghargai aturan yang berlaku di setiap daerah.
Seperti diketahui, Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki kekhususan dalam aturannya, terutama mengenai penegakan syariat Islam.
“Silahkan berolahraga, tapi tetap hargai aturan yang berlaku, setidaknya kalau berolahraga di Aceh tetap menggunakan pakaian sesuai dengan syariat Islam,” jelas Darwati.
“Saya setuju dan mendukung dengan sikap Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman yang akan membina mereka. Olahraga memang baik untuk dilakukan, namun kearifan lokal dan aturan yang berlaku tidak boleh dilanggar,” imbuuhnya.
Selaku ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia Aceh, Darwati yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) itu mengimbau kepada masyarakat penggemar olahraga sepeda untuk tetap menjaga keselamatan serta aturan lalu lintas.
“Pakaian, keamanan dan tata krama yang berlaku di Aceh harus tetap dijaga, karena setiap daerah ada aturan yang berlaku dan harus dihargai,” tegas Darwati.