SEJUMLAH tenaga medis di Aceh terpapar Corona. Hal inilah yang menjadi topik utama sejumlah media massa di Aceh selama beberapa hari terakhir.
Ya, sejak virus Corona merebak di dunia, dan masuk ke Aceh pada awal Maret 2020 lalu, tenaga medis memang menjadi garda terdepan dalam penanganan virus mematikan itu.
Semua berharap banyak pada pahlawan kesehatan itu. Mereka diutuskan sebagai garda terdepan dalam berperang melawan Covid-19.
Namun di Aceh, pengorbanan tenaga medis ini, sepertinya belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh.
Berdasarkan informasi, insentif para medis yang menjadi garda terdepan melawan Corona ini, bahkan belum cair hingga beberapa bulan terakhir.
Ini tentu sebuah fakta yang cukup menyakitkan bagi tenaga medis.
Di satu sisi, mereka dijadikan garda terdepan untuk mengobati warga yang terpapar Corona. Imbas dari kerja mulia ini, justru mereka kemungkinan terpapar corona, jauh lebih tinggi dibandingkan warga lainnya. Nasib keluarga mereka juga dipertaruhkan.
Namun di sisi lain, insentif yang dijanjikan tak kunjung cair. Mereka diajak ‘bertempur’ melawan Corona dengan harapan yang tak kunjung direalisasi.
Pemerintah Aceh harusnya lebih peka terhadap persoalan ini.
Jangan sampai mengorbankan para medis tapi tanpa sedikitpun peduli terhadap kesehatan dan jerih payah mereka.
Pemerintah Aceh harus segera mencari solusi persoalan yang menyelimuti Aceh saat ini. Apalagi lonjakan penderita Corona kian hari kian bertambah di Aceh.
Jangan biarkan tenaga medis bertaruh dengan harapan yang tak kunjung direalisasi.
Buatlah mereka nyaman bekerja sehingga Covid-19 bisa teratasi di Aceh. Sehingga kelak Aceh benar-benar terbebas dari Corona.