BANDA ACEH – Pengamat Ekonomi Aceh, Taufiq A Rahim, menilai Pemerintahan Aceh selama ini tidak jujur.
“Kondisi kehidupan masyarakat Aceh saat ini kembali dibuat mencekam, tanpa kejelasan dan kepastian, serta para elite Pemerintah Aceh kembali disibukkan dengan meningkatnya jumlah para penderita pandemi corona virus 2019 (Covid-19) meningkat drastis dalam 2 pekan ini, sebanyak 440 orang,” ujar Taufiq melalui siaran pers, Kamis 6 Agustus 2020.
Menurutnya, kondisi ini membuktikan bahwa, selama ini kinerja Gugus Tugas Covid-19 Aceh semakin dipertanyakan oleh masyarakat.
“Apa saja yang dilakukan mereka selama ini sejak dibentuk Maret 2020? Demikian juga dana refocusing yang merupakan keputusan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri dalam penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2020, dibenarkan untuk diperuntukkan mengatasi Covid-19 Aceh, sekaligus peruntukan terhadap dampak kesehatan, ekonomi, pendidikan serta kehidupan masyarakat lainnya sebesar Rp 1,7 triliun.”
“Ini bukan angka yang kecil, untuk provinsi di Indonesia Aceh menempati urutan ke-4 besaran anggaran refocusing untuk covid-19,” kata Taufiq lagi.
Namun demikian, kata dia, sampai dengan saat ini laporan pemanfaatan dan penggunaan anggaran tersebut sama sekali tidak jelas, dan atau dana sebanyak itu sudah kemana saja digunakan. Demikian juga, koordinasi antar gugus tugas covid-19 ke daerah kabupaten/kota juga tidak ada, bahkan sama sekali tidak dilakukan, daerah tingkat 2 kabupaten/kota juga mempersiapkan anggaran belanjanya juga untuk menangani Covid-19 dan dampaknya.
“Hari-hari tetakhir ini, Pemerintah Aceh kembali kisruh dengan melonjaknya angka Covid-19 di Aceh. Panik dan ingin menyalahkan rakyat dan semua pihak, seolah acuh dan abai terhadap Covid-19 di Aceh. Mulai kelihatan ketidakjujuran selama ini secara nyata terbaca dan dipahami oleh rakyat. Apalagi Aceh mendapat pujian GugusTugas Covid-19 Pusat, dengan pernyataan Pemimpin dan elite Aceh, bahwa berhasil mengendalikan angka Covid-19 rendah (tanpa usaha test/uji PCR Covid-19) dan dengan “pongah” menyatakan sukses selama ini terhadap kemampuan mengatasinya.”
“Sesungguhnya, saat ini ketidakjujuran selama ini terbongkar dan diperlihatkan Allah SWT, bahwa selama ini Pemerintah Aceh abai serta acuh, serta sibuk dengan urusan politik dan pencitraan semata terhadap Covid-19. Termasuk ketidakjelasan penggunaan dana refocusing Covid-19 yang tidak jelas dimanfaatkan serta diperuntukkan.”
Oleh karena itu, kata Taufiq, Pemerintah Aceh diminta berprilaku jujur.
“Hari ini juga Pemerintah Aceh sibuk menyatakan Covid-19 nyata adanya, sementara rakyat itu percaya Covid-19 itu ada dan nyata, namun sesungguhnya rakyat itu tidak percaya kepada Pemerintah Aceh karena tidak jujur dan saling menyalahkan rakyat pada saat panik. ”
“Rakyat juga tetap berhadapan dengan ketidakpastian hidup ditengah ketidakjelasan kebijakan Pemerintah Aceh, baik politik, politik anggaran Covid-19 dan berbagai kegamangan yang tidak mampu dilakukan secara efektif terhadap kehidupan rakyat yang yang damai, tenteram dan harmonis,” ujarnya. []