LHOKSEUMAWE – Objek wisata Gua Jepang di Kota Lhokseumawe sering jadi lokasi pelanggaran syariah. Sejumlah muda-mudi yang datang ke lokasi diduga sering menjadi lokasi tersebut untuk berbuat mesum dan berbuat khalwat.
Hal ini disampaikan oleh sejumlah warga atau pengunjung kepada atjehwatch.com, Minggu 16 Agustus 2020.
“Prilaku ini dilakukan di depan pengunjung lainnya. Padahal ada anak-anak yang menonton. Ada muda-mudi yang berpelukan, ciuman,” kata Sayed, pengunjung di Gua Jepang.
“Sayangnya, tak ada petugas syariah di sana yang mencegah hal ini terjadi,” ujar dia lagi.
Direktur dan Pimpinan Pesantren Tabina Aceh, Teungku Muhammad Nur, juga mengakui hal ini. Menurutnya, Gua Jepang luput dari pantauan petugas Syariat Islam.
Pesantren Tabina sendiri berada tak jauh dari lokasi Gua Jepang.
Teungku Muhammad Nur berharap kepada walikota Lhokseumawe untuk menempatkan WH di tempat rekreasi khusus nya malam Sabtu dan Minggu.
“Kerap terjadi pelanggaran syariah. Muda dan mudi dalam kegelapan di Gua Jepang setiap malam minggu ini sangat berbahaya. Apalagi di Gua Jepang ada santri yang lagi mondok dan menjadi contoh buruk,” kata dia.
“Kalau Pemko tidak serius maka santri pesantren Tabina Aceh akan mengambil tindakan tegas atas pelanggaran syariat Islam di sana,” ujar dia.