TAPAKTUAN – Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Lhoktapaktuan, Muklis alias Nek Rayeuk, mengaku masih komit dan setia di bawah komando pusat.
Mantan kombatan, kata Nek Rayeuk, mendukung penuh upaya yang ditempuh oleh Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, serta Mualem Muzakir Manaf selaku puncuk pimpinan tertinggi KPA dalam memperjuangkan realisasi butir butir MoU Helsinki yang masih mandek di tingkat pusat.
“Kami sadar bahwa apa yang terjadi sekarang adalah tanggungjawab bersama. Maka kami komit untuk tetap dalam satu komando dalam menagih janji Jakarta terhadap Aceh,” kata Nek Rayeuk.
“Terkait video yang beredar atas statemen Irhafa Manaf, mantan Ketua KPA Lhoktapaktuan, itu merupakan statemen pribadi.”
“Kalau orang bijak pasti tahu cara berbahasa bijak dan terhormat,” katanya lagi.
Nek Rayeuk mengajak seluruh kombatan untuk menyampaikan pendapat secara elegan dan menjaga kop organisasi.
“Ada hal-hal yang boleh diungkapkan di depan umum, tapi ada hal juga yang harusnya bisa diselesaikan secara internal.”
“Pahit dan susah hidup sudah kita rasakan. Saya pikir faktor pengalaman dan persaudaraan yang membuat GAM disegani. Ini jadi catatan bagi semua. Hormat kami kepada wali dan Mualem,” ujar Nek Rayeuk.