Jakarta – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di 2020 versi majalah Time.
Dalam artikel khusus yang ditulis oleh utusan WHO dan Uni Afrika untuk Covid-19, Okonjo-Iweala menyebut sosok Ghebreyesus sebagai orang yang memiliki pendirian teguh untuk kesetaraan dan akses.
Iweala menggambarkan sosok Ghebreyesus sebagai seorang ilmuwan berpengalaman dan pemimpin yang tahu melindungi kelompok yang paling rentan dari Covid-19.
“Sepanjang kariernya, dan sebagai Dirjen WHO, Tedros memiliki pendirian teguh untuk kesetaraan dan akses-gagasan bahwa semua orang, di mana pun mereka berada dan apa pun keadaan mereka, berhak atas perawatan kesehatan yang berkualitas,” tulis Iweala di Time.
“Itu adalah prinsip yang pasti ia peroleh sebagai seorang anak di Ethiopia, di mana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana penyakit yang tidak dapat dicegah merenggut nyawa anak-anak di sekitarnya, termasuk adik laki-lakinya sendiri,” lanjutnya.
Selain memuji cara Ghebreyesus menangani Covid-19, Iweala juga mencontohkan bagaimana sosok pria berusia 55 tahun itu saat menangani wabah Ebola di Kongo.
“(Keputusannya) mendorong ia untuk memainkan peran pribadi dalam menangani wabah Ebola di Kongo. Dan itu membentuknya menjadi wajah harapan dan tekad di tengah badai Covid-19,” tulisnya lagi.
Sejak awal pandemi Covid-19, sosok Ghebreyesus kerap hadir memberikan panduan menghadapi virus corona. Salah satunya dengan mengumumkan prokotol kesehatan untuk menghalau penularan virus corona sebagai bagian dari kebiasaan baru (new normal).
Ia juga sempat menjadi buah bibir ketika terlibat argumen dengan Presiden Donald Trump yang menuding jika WHO sebagai organisasi bias terhadap China.
Dengan tegas ia menyanggah tuduhan tersebut. Tak puas dengan pernyataan Ghebreyesus, Trump kemudian mengancam untuk menghentikan bantuan dana kepada WHO.
Tak gentar dengan ancaman Trump, ia justru meminta presiden AS tersebut untuk tidak mempolitisasi pandemi.
Alih-alih menanggapi pernyataan Trump, Ghebreyesus justru mengatakan jika ia hanya fokus pada upaya penanganan pandemi yang saat ini telah mencapai lebih dari 31 juta kasus di seluruh dunia.