TAPAKTUAN – Himpunan Mahasiswa Aceh Selatan (HAMAS), Rusdi Hendri Gusmita meminta berbagai kalangan di Trumon Raya dan Bakongan Raya untuk membentuk Forum Bersama (Forbes) guna mencari solusi untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang terjadi di daerah itu.
Forbes ini nantinya berisi tokoh-tokoh Trumon dan Bakongan, baik dari aktivis, tokoh adat, dewan hingga akademisi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Umum HAMAS ini pasca menguatnya persoalan yang terjadi di Trumon dan Bakongan Raya yang dinilai masih luput dari perhatian para pihak di sana.
“Dengan adanya Forbes ini, maka segala persoalan dan ketimpangan yang terjadi disana bisa dicari solusi bersama-sama,” kata Rusdi.
Menurutnya, persoalan yang terjadi di Trumon dan Bakongan harus disertakan komunikasi antar elemen masyarakat secara terstruktur maupun sistematis. Begitu juga adanya peran mahasiswa se-Trumon Raya bahkan Bakongan Raya dengan menghadirkan forum Bersama (Forbes).
“Salah satu diantara dewan Dapil 5 memiliki sosok kaula muda yaitu Adi Samridha. Dengan demikian, mahasiswa juga dapat berkontribusi untuk mewujudkan keinginan seluruh lapisan masyarakat untuk tercapainya azaz kebermanfaatan dan kemakmuran secara arif dan bijak. Dengan begitu secara otomatis tugas dan fungsi dewan dapil 5 terlaksana dengan sendirinya,” katanya.
“Kami memberi dealine 3 bulan bagi dewan untuk membentuk Forbes ini dan menginventarisir persoalan yang terjadi. Kemudian solusi persoalan hingga dapat tertampung dalam APBK Aceh Selatan di tahun mendatang. Semoga harapan ini segera terwujud,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Selatan Daerah Pemilihan (Dapil) V dinilai belum berkontribusi penuh terhadap masyarakat wilayah pemilihannya.
Hal ini disampaikan oleh Supriadi mahasiswa Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Sabtu 13 Maret 2020.
Ia menilai, hampir 2 tahun menduduki kursi empuk belum terlihat progresnya terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat selama ini.
“Trumon Raya punya segudang masalah, diantaranya mutu pendidikan yang rendah, pelayanan kesehatan yang belum memadai, banjir, kurangnya ketersediaan mobil damkar, terminal terlantar, pasar Keude trumon yang belum di fungsikan, jembatan gampong Cot Bayu yang rawan kecelakaan, hingga persoalan tapal batas PT. Asdal dengan warga Kapa Seusak, dan PT. ASN yang sampai saat ini CSR-Nya bergentayangan,” ungkap Supriadi.