Jakarta – Perdana Menteri Scott Morrisson terlihat menahan air mata ketika membacakan nama 41 tentara Australia yang tewas dalam perang di Afghanistan selama 20 tahun belakangan.
Dengan suara bergetar, Morrison membacakan nama-nama tersebut sembari mengumumkan penarikan pasukan Australia dari Afghanistan pada September mendatang, mengikuti keputusan Amerika Serikat.
Morrisson semakin kesulitan menahan tangis ketika membacakan nama Brett Till, seorang tentara yang berasal dari daerah konstituennya, Sydney.
“Kehilangan ini sangat menyedihkan. Pengorbanannya sangat besar. Para warga Australia yang berani ini merupakan orang-orang terhebat yang mengabdi atas nama kemerdekaan,” ujar Morrison seperti dikutip AFP, Kamis (15/4).
Australia memang ikut mengirimkan pasukan di bawah tim gabungan AS dan NATO untuk berperang di Afghanistan.
AS sendiri mengumumkan akan menarik seluruh pasukannya di Afghanistan menjelang September mendatang, tepatnya sebelum peringatan 20 tahun tragedi 9/11.
Presiden Joe Biden menegaskan bahwa AS akan menarik seluruh pasukan, kecuali yang bertugas untuk kepentingan diplomatik.
Seorang pejabat AS memastikan bahwa proses penarikan ini akan berjalan lancar. Mengenai gelagat kelompok Taliban, pejabat itu menekankan bahwa negaranya akan menyerang balik jika proses penarikan pasukan diganggu.
“Kami telah menjalin komunikasi dengan Taliban. Jika mereka menyerang saat pasukan ditarik, maka kami akan menyerang balik dengan keras,” kata pejabat tersebut.
Upaya penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Namun, belum semua personel meninggalkan Afghanistan.
Mantan Presiden Donald Trump juga sempat mencapai kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020 lalu. Kala itu, dia berjanji akan menarik pasukan AS pada Me 2021.