MEULABOH – Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh melalui UPT Perpustakaan menggelar Focus Group Discussion (FGD) perumusan visi dan misi perpustakaan yang dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 30 Agustus sampai dengan 1 September 2021 yang dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Perpustakaan Universitas Teuku Umar, Rahmiyul SIP dan kepala UPT Perpustakaan sebelumnya Najamuddin SE MSi dan turut dipandu secara langsung oleh perwakilan Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh masing-masing Arkin SIP dan Rahmad Syah Putra MPd MAg.
Dalam sambutannya, Kepala UPT Perpustakaan UTU Rahmiyul SIP menjelaskan bahwa kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk merumuskan rancangan awal draf visi dan misi UPT Perpustakaan kampus tersebut.
“FGD ini sebagai langkah awal untuk merumuskan kembali visi dan misi UPT Perpustakaan UTU dan sebagai bagian dari menggali ide dan meningkatkan pemahaman para pustakawan, pengelola perpustakaan dan tim perumus visi, misi dan tujuan UPT Perpustakaan UTU,”kata Rahmiyul saat membuka acara secara resmi, Senin (30/8) di ruang UPT Perpustakaan UTU.
Lebih lanjut, Rahmiyul menjelaskan bahwa setelah proses perumusan visi misi ini selesai, pihaknya juga akan melaksanakan kembali FGD untuk menerima masukan dari stakeholder internal dan eksternal untuk penyempurnaan visi dan misi UPT Perpustakaan sebelum difinalkan.
“Kita berharap melalui FGD ini kita mampu merumuskan visi dan misi sebagai pondasi awal cita-cita pengembangan perpustakaan yang berorientasi dan menggambarkan harapan dari Penguruan Tinggi kedepan, sehingga nantinya apa yang kita harapkan dapat tercapai,”kata Rahmiyul.
Sementara itu, Rahmad Syah Putra MPd MAg dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa untuk penerapan manajemen perpustakaan yang baik, maka sangat diperlukan arah pengembangan perpustakan yang terencana dan terukur.
“Rumusan misi harus jelas, singkat dan terarah dan harus dapat dijabarkan kedalam bentuk program nyata dan terukur,”kata Rahmad Syah Putra selaku Kabid Pengembangan Profesi, Pendidikan dan Pelatihan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh), Rabu (1/9).
Selain itu, menurut Rahmad rumusan misi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan kepada seluruh pengelola dan pustakawan dengan pendekatan yang demokratis dan terbuka untuk penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari bawah.
“Dengan pendekatan seperti ini (bottom up) akan menstimulasi segenap komponen untuk memberikan kontribusinya bagi pencapaian misi dan mengakomodasi cita-cita dan keinginan seluruh anggota,”kata Rahmad. [*]