Jakarta – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat mengeluarkan travel warning bagi warganya yang akan ke Brunei, Sri Lanka dan Jamaika karena meningkatnya kasus harian Covid-19.
CDC AS menilai Brunei masuk dalam Level 4 penyebaran Covid-19 atau sangat tinggi. “Hindari bepergian ke Brunei. Jika Anda harus bepergian ke Brunei, pastikan Anda sudah divaksinasi lengkap sebelum bepergian. Karena situasi saat ini di Brunei, bahkan pelancong yang divaksinasi lengkap pun berisiko terkena dan menyebarkan varian Covid-19,” demikian pernyataan CDC AS, Selasa, 7 September 2021.
Kasus harian Covid-19 di Brunei dalam sebulan ini sedang menanjak, dengan rata-rata di atas 100 perhari dengan puncaknya terjadi pada 19 Agustus 2021 dengan 190 kasus. Pada Selasa, 7 Januari 2021, dilaporkan ada 103 kasus baru.
Jumlah itu terlihat kecil, jauh sekali dibandingkan kasus harian di Indonesia yang Selasa kemarin bertambah 7.201. Tapi karena jumlah penduduk di negara seluas 600 kilometer persegi itu sekitar 490 ribu, kasus harian di Brunei tergolong tinggi.
Brunei melaporkan kematian terkait Covid-19 ke-14 pada hari Selasa, menandai tonggak sejarah yang suram ketika gelombang kedua secara resmi sudah berlangsung satu bulan.
Kematian terakhir adalah seorang pria berusia 92 tahun, yang meninggal setelah mengalami infeksi paru-paru. Sebelas orang meninggal karena penyakit terkait Covid dalam sebulan terakhir, demikian dilaporkan The Scoop, Rabu, 8 September 2021.
Gelombang infeksi kedua di negara kesultanan ini menunjukkan sedikit tanda mereda, dengan 103 infeksi baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Sebanyak 187 orang juga telah pulih dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total orang dengan infeksi aktif menjadi 1.489.
Dalam jumpa pers, Menteri Kesehatan YB Dato Dr Hj Md Isham Hj Jaafar mengatakan dua klaster baru telah diidentifikasi, sehingga jumlah klaster aktif menjadi 54.
Padahal sampai Juli lalu, Brunei banyak mendapat pujian dalam mengendalikan penyebaran virus corona.