Jakarta – Penyebaran varian baru Covid-19, yakni B.1.1.529 atau yang lebih dikenal dengan Omicron, harus mendapat perhatian khusus pemerintah. Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, memuji langkah cepat Direktur Jenderal Keimigrasian yang mengeluarkan surat edaran untuk menutup sementara pintu masuk dari sejumlah negara, khususnya Afrika.
Meksi begitu, Tjandra mengatakan masih ada langkah lanjutan yang harus dilakukan pemerintah. Setidaknya hal ini terbagi ke dalam empat bagian.
“Untuk mereka yang sudah masuk Indonesia dalam beberapa hari ini dan masih dalam karantina, maka sebaiknya karantinanya diperpanjang sampai satu atau dua minggu, karantina hanya tiga hari tentulah tidak cukup,” kata Tjandra dalam keterangannya, Ahad, 28 November 2021.
Kedua, karena dalam surat edaran Dirjen Imigrasi ada pengecualian untuk orang asing yang akan mengikuti pertemuan terkait G20, Tjandra mengingatkan bagi mereka juga harus menjalani pemeriksaan ketat. Karantina yang memadai juga harus dilakukan pada mereka.
“Ketiga, harus diingat bahwa mungkin saja sebelum tanggal 26 November sudah ada warga asing dari 8 negara itu yang masuk ke Indonesia, mungkin dalam 2 minggu terakhir ini yang bukan tidak mungkin sudah pernah terpapar varian baru ini,” kata Tjandra.
Karena itu, ia mengatakan penelusuran perlu dilakukan. Mereka yang sekarang sehat atau tengah sakit, yang tentu harus diisolasi dan ditangani dengan seksama, termasuk whole genome sequencing.
Keempat, diperlukan kajian mendalam apakah penolakan hanya dilakukan pada 8 negara ini. Khususnya bila nanti varian baru terus meluas ke negara-negara lain.
Tjandra mengatakan secara umum Indonesia masih perlu meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing-nya. Data di GISAID 26 November, menunjukkan Indonesia memasukkan 8.906 sampel WGS, sementara Afrika Selatan dengan penduduk tidak sampai 60 juta sudah memasukkan 23.452 sampel WGS India bahkan sudah memasukkan 80.446 WGS.
“Penduduk kita kira-kira adalah seperempat penduduk India. Jadi kalau India sekarang sudah memeriksa lebih 80 ribu sampel maka seyogyanya kita dapat juga harusnya sudah memeriksa 20 ribu sampel,” kata Tjandra.