Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Internasional

Nyan, Penjualan Senjata Justru ‘Menggila’ Saat Corona Melanda Dunia

Admin1 by Admin1
07/12/2021
in Internasional
0
AS Sebut Aksi Korut Pamer Rudal Balistik ‘Mengecewakan’

Korut pamer rudal balistik antarbenua dalam pawai militer, Sabtu (10/10). (Foto: Courtesy of Korean Central News Agency)

STOCKHOLM – Pandemi Covid-19 tampaknya tidak memengaruhi permintaan global akan senjata. Menurut laporan terbaru, penjualan senjata dunia justru meningkat.

Data mengungkap 100 perusahaan teratas industri pertahanan menghasilkan USD531 miliar pada 2020 atau 1,3% lebih banyak dari tahun sebelumnya.

“Penjualan senjata terus meningkat selama enam tahun berturut-turut, dan rintangan ekonomi yang disebabkan Covid-19 tidak dapat membalikkan tren ini,” ungkap laporan Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) pada Senin (6/12/2021).

“Raksasa industri sebagian besar terlindung permintaan pemerintah yang berkelanjutan untuk barang dan jasa militer, dengan beberapa negara bahkan mempercepat pembayaran untuk mengurangi dampak pandemi,” papar Alexandra Marksteiner dari Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI.

AS mempertahankan keunggulannya di sektor ini pada 2020. Ada 41 perusahaan Amerika Serikat dalam daftar, dengan lima di antaranya menempati lima tempat teratas sejak 2018.

Total pendapatan produsen senjata AS tahun lalu mencapai USD285 miliar, tumbuh 1,9% dibandingkan hingga 2019.

Perusahaan China menempati posisi kedua, dengan total pendapatan USD66,8 miliar, atau naik 13% dari penjualan senjata global pada 2020.

SIPRI menjelaskan, “Keberhasilan ini terkait program modernisasi militer Beijing yang mampu mengubah perusahaan pertahanan lokal menjadi beberapa produsen teknologi militer paling maju di dunia.”

26 produsen senjata Eropa menunjukkan “hasil yang beragam” tahun lalu, menurut lembaga Swedia itu.

Inggris berada di urutan ketiga secara keseluruhan setelah China, dengan tujuh perusahaannya di 100 Teratas menghasilkan USD37,5 miliar, yang merupakan peningkatan 6,2% dari 2019.

Perusahaan Jerman melihat keuntungan mereka tumbuh sebesar 1,3% dan mencapai USD8,9 miliar, sementara penjualan rekan-rekan mereka di Prancis turun 7,7%.

Tren penurunan yang dimulai pada 2018 berlanjut untuk produsen senjata Rusia tahun lalu, klaim laporan itu.

Sembilan perusahaan Rusia dalam Top 100 mengalami penurunan penjualan dari USD28,2 miliar pada 2019 menjadi USD26,4 miliar.

“Kemunduran tersebut dapat dijelaskan dengan berakhirnya Program Persenjataan Negara 2011–2020 dan diversifikasi industri pertahanan Rusia, karena perusahaan-perusahaan ditugaskan meningkatkan pangsa penjualan sipil mereka menjadi 50% pada 2030,” ungkap para penulis laporan.

Mereka tidak menyebutkan sanksi dan tekanan oleh Washington pada negara-negara yang ingin membeli senjata buatan Rusia di antara alasan yang mungkin mempengaruhi.

“Laporan oleh SIPRI tidak dapat dianggap sebagai sumber informasi yang objektif,” ungkap konglomerat industri militer Rusia Rostec dalam menanggapi angka-angka baru tersebut.

“Para analis Barat hanya mengandalkan open source dan tidak menyadari gambaran sebenarnya,” papar pernyataan itu.

SIPRI juga mengabaikan fakta bahwa sebagian besar pembayaran untuk senjata Rusia dilakukan dalam rubel, bukan dolar. Selain itu, laporan SIPRI hanya berfokus pada keuntungan, bukannya menghitung jumlah unit yang sebenarnya terjual.

“Pendapatan Rostec terus tumbuh setiap tahun dan tingkat produksi tetap tinggi,” ungkap pernyataan Rostec.

Sumber: Sindonews.com

Previous Post

Robot Penjelajah China Yutu 2 Temukan Batu Aneh Berbentuk Kubus di Bulan

Next Post

Rohingya Tuntut Facebook Rp2,8 Kuadriliun karena Memicu Genosida

Next Post
Menjelang Pilpres AS, Facebook Pertimbangkan Larang Iklan Politik

Rohingya Tuntut Facebook Rp2,8 Kuadriliun karena Memicu Genosida

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

UIN Ar-Raniry Dorong Penguatan Peran Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional

UIN Ar-Raniry Dorong Penguatan Peran Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional

14/11/2025
Pria di Aceh Barat Diciduk Polisi Usai Curi 19 Motor Beat

Pria di Aceh Barat Diciduk Polisi Usai Curi 19 Motor Beat

14/11/2025
Bupati Aceh Tengah Bahas Pengembangan Pacuan Kuda Profesional dengan Pordasi Pusat

Bupati Aceh Tengah Bahas Pengembangan Pacuan Kuda Profesional dengan Pordasi Pusat

14/11/2025
Presiden Afrika Selatan soal Trump Boikot KTT G20: Dia yang Rugi

Presiden Afrika Selatan soal Trump Boikot KTT G20: Dia yang Rugi

14/11/2025
KPK Dalami Investasi Menyimpang Taspen Saat Periksa Petinggi BPKH

Istri Kasatlantas Polres Batu Diperiksa KPK Terkait Aset di Kasus CSR

14/11/2025

Terpopuler

Penumpang Lion Air JT-208 Keluhkan Penundaan dan Pengalihan Penerbangan

Penumpang Lion Air JT-208 Keluhkan Penundaan dan Pengalihan Penerbangan

13/11/2025

Pekerjaan Pemeliharaan Gardu, PLN Blangpidie Padamkan Listrik Hari Sabtu

Empat Warga Vietnam Dideportasi Usai Tertangkap Masuk Hutan di Aceh Jaya

Siswa MAN 3 Aceh Besar Raih Dua Penghargaan di OMI 2025

Kekhususan Aceh dalam Pengelolaan Zakat Tak Bertentangan dengan Konstitusi

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com