Jakarta – Covid-19 varian Omicron kini terdeteksi di sepertiga wilayah Amerika Serikat atau di 16 negara bagian.
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Rochelle Walensky, mengatakan jumlah kasus itu mungkin akan terus meningkat.
“Kami sudah mendeteksi puluhan kasus dan kami mengamatinya dengan cermat. Dan kami setiap hari mendengar kasus suspek lagi, lagi dan lagi jadi jumlah akan bertambah,” kata Walensky kepada ABC News.
“Kami tahu (varian Omicron) itu banyak mutasi, mutasi yang lebih dari varian sebelumnya,” menambahkan.
Banyak dari mutasi itu, lanjutnya, dikaitkan dengan varian yang lebih menular. Varian Omicron juga kerap lolos beberapa pengobatan medis dan menembus beberapa sistem imun.
“Dan itulah yang kami perhatikan dengan sangat hati-hati,” kata Walensky.
Sementara itu, menurut Studi di Afrika Selatan, Omicron memiliki tingkat penularan dua kali lipat dari Delta. Negara itu juga mengalami peningkatan kasus harian di tengah mencuatnya varian tersebut.
Kondisi kasus Covid-19 di AS untuk enam bulan ke depan, Walensky mengatakan bergantung pada bagaimana publik memobilisasi bersama.
“Semakin banyak mutasi yang dimiliki satu varian, semakin banyak kekebalan yang benar-benar Anda perlukan untuk memerangi varian itu,” katanya.
Untuk alasan itu, CDC betul-betul mendorong agar lebih banyak orang yang divaksinasi sehingga kekebalan pada setiap individu benar-benar meningkat.
AS pertama kali mendeteksi varian Omicron di daerah California. Kemudian wilayah lain menyusul, di antaranya Colorado, Connecticut, Hawaii, Louisiana, Maryland, Massachusetts, Minnesota, Missouri, Nebraska, New Jersey, New York, Pennsylvania, Utah, Washington dan Wisconsin.
Banyak kasus yang ditemukan menginfeksi orang yang sudah divaksinasi lengkap, dengan gejala sedang.
Kasus Covid-19 di AS, kata Walensky, sejauh ini didominasi varian Delta yang mencapai 99,9 persen.
Meski sudah menyebar di berbagai negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan adanya kasus kematian akibat varian tersebut.