Jakarta -Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp 14.325 – Rp 14.425 per dolar AS, di awal pekan ini.
Ia mengatakan tekanan inflasi AS yang tinggi mendorong The Fed membuka peluang percepatan pengurangan stimulus moneter. The Fed siap membahas rencana ini pada pertemuan pengambil kebijakan yang dijadwalkan 14 – 15 Desember 2021.
“Selain sentimen The Fed, dari global pelaku pasar juga mencermati perkembangan penyebaran Omicron khususnya di Eropa. Ini yang membuat dolar AS sempat melemah akhir pekan lalu,” kata dia kepada Bisnis, Senin, 13 Desember 2021.
Ia mengatakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 14.325-Rp 14.425 per dolar AS. Selanjutnya, pelaku pasar juga mencermati langkah dari Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter, apakah akan mengikuti langkah The Fed.
Dia menambahkan, salah satu tantangan yang akan dihadapi Indonesia adalah normalisasi kebijakan moneter dari bank sentral global seiring dengan pemulihan negara-negara maju yang cenderung lebih cepat dibandingkan negara-negara berkembang.
Dia melanjutkan, dari sisi domestik pada kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan Indonesia sudah mengalami normalisasi, tapi pada saat yang bersamaan memang masih menghadapi varian Delta Covid-19.
Oleh sebab itu, konsumsi rumah tangga kembali merosot dan investasi pun juga cenderung melambat. Menariknya ungkap Josua, ekspor memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik yang didukung tren kenaikan harga komoditas.