Jakarta – Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad mencoba menjernihkan pernyataan sumpitnya sebagai analogi untuk menggambarkan kegagalan komunitas Cina berasimilasi di Malaysia.
Bulan lalu, Mahathir mengatakan bahwa keturunan Tionghoa telah mempertahankan budaya dan cara hidup mereka di Malaysia dengan menggunakan sumpit bukan “mengadopsi cara makan orang Malaysia” dengan satu tangan.
Ia waktu itu mengatakan, masyarakat keturunan Tionghoa yang masih menggunakan sumpit untuk makan menunjukkan belum berbaur dengan masyarakat Malaysia lainnya.
Komentarnya mendapat reaksi keras dan para pemimpin Malaysia yang mengatakan pernyataan itu ofensif dan tidak sensitif terhadap masyarakat Cina.
Namun, Mahathir menjelaskan bahwa dia tidak berniat rasis, dan mengatakan dia hanya ingin menunjukkan perbedaan budaya di negara tersebut.
“Saya tidak memainkan kartu rasial. Saya ingin berbicara tentang budaya yang berbeda di antara ras yang berbeda,” katanya dalam wawancara dengan radio CityPlus, Rabu pagi, 5 Januari 2022, seperti dikutip Free Malaysia Today.
Mengutip budaya di negara lain, dia mengatakan orang asing yang ingin menjadi warga negara tertentu akan mengadopsi budaya lokal dan akhirnya meninggalkan budaya mereka sendiri, tetapi hal yang sama tidak dapat dikatakan tentang Malaysia.
“Di Malaysia, orang Cina dan India bersikeras mempertahankan budaya mereka,” katanya.
Mahathir juga mengatakan bahwa setiap orang Malaysia harus berbicara bahasa nasional, seperti bahasa Melayu. “Kita harus memiliki satu bahasa yang sama, satu budaya yang sama,” katanya.