Jakarta – Peneliti dari lembaga antariksa milik Amerika Serikat (NASA) memperkirakan kekuatan letusan gunung berapi di Tonga mencapai 10 megaton TNT. Kekuatan ini diakui 500 kali lebih kuat dari bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada akhir Perang Dunia II.
“Kami menemukan angka yang setara dengan 10 megaton TNT,” kata James Garvin, kepala ilmuwan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.
Letusan gunung api bawah laut di Tonga pada Sabtu (15/1) terdengar hingga Alaska dan disebut merupakan salah satu peristiwa paling dahsyat yang terjadi di Bumi dalam lebih dari satu abad, menurut Michael Poland, ahli geofisika dari US Geological Survey. Peristiwa ini telah meluluhlantakkan wilayah sekitar Tonga dan menyebabkan tsunami.
“Ini mungkin letusan paling keras sejak [letusan gunung berapi Indonesia] Krakatau pada tahun 1883,” kata Poland mengutip SMH.
Letusan besar abad ke-19 dari Krakatau menewaskan ribuan orang dan melepaskan begitu banyak abu sehingga membuat sebagian besar wilayah itu menjadi gelap gulita.
Dalam kasus peristiwa terbaru ini, Garvin meyakini ledakan “terburuk” gunung api di Bumi yang kemungkinan sudah berakhir setidaknya untuk saat ini.
“Jika preseden letusan gunung berapi di masa lalu sama seperti ini, maka kita tidak akan mengalami ledakan lagi untuk sementara waktu,” tuturnya.
Tiga hari setelah gunung api bawah laut Tonga meletus, sebagian besar wilayah Tonga tetap terputus dari dunia. Kabel komunikasi bawah laut terputus, bandara tertutup abu dan jalan tidak bisa diakses.
Monitoring udara yang dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru menunjukkan abu telah menyelimuti rumah-rumah dan banyak bangunan lainnya.
Muncul pulau-pulau baru
Pulau-pulau baru bermunculan di Samudra Pasifik disebabkan erupsi gunung bawah laut seperti Tonga. Fenomena alam ini sudah terdeteksi mulai 2015.
Pada 2015, gunung berapi bawah laut Tonga meletus dan membentuk pulau-pulau baru di sekitar gunung. Menurut perusahaan citra satelit Planet Labs, para ilmuwan saat itu mengira pulau akan terkikis dalam beberapa bulan, namun, tujuh tahun kemudian yang terjadi justru sebaliknya.
Pulau yang sama telah tumbuh dan menjadi terus besar berkat letusan akhir pekan lalu.
Dalam waktu singkat Gunung Tonga beberapa kali meletus. Pada 20 Desember 2021, kemudian pada 13 Januari. Dua hari kemudian gunung kembali meletus yang menyebabkan tsunami di Tonga. Erupsi terakhir diakui meningkatkan ukuran pulau-pulau kecil yang ada di Samudera Pasifik.