Jakarta – Tentara Israel memecat dua komandan karena kematian seorang lansia berkebangsaan Palestina-Amerika Serikat, Omar Assad, saat ditahan dalam operasi keamanan di Tepi Barat.
Dalam pernyataan resminya pada Selasa (1/2), tentara Israel menyatakan bahwa kedua komandan itu dipecat karena “kesalahan moral dan keburukan pengambilan keputusan.”
Akibat insiden ini, Israel memutuskan untuk menegur secara resmi komandan batalion yang bertugas. Israel juga mencopot dua komandan lainnya dari jabatannya. Kedua orang itu dilarang bertugas selama dua tahun.
Tentara Israel kemudian menjabarkan bahwa Assad tewas saat ditahan dalam operasi tengah malam di salah satu desa bernama Jiljilya di Ramallah pada 12 Januari lalu.
Saat insiden terjadi, tentara menyatakan bahwa Assad tak memegang kartu identitas saat operasi berlangsung. Ketika diadang tentara, Assad “tak kooperatif.”
Tentara kemudian memborgol tangannya, membungkam mulutnya, dan menyeretnya ke satu bangunan bersama tiga orang lainnya.
Ketika tentara membebaskan orang-orang yang ditahan itu, mereka mengira Assad “tertidur” dan meninggalkannya begitu saja.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa berdasarkan pemeriksaan post-mortem, Assad meninggal karena “serangan jantung akibat stres terkait penangkapannya oleh tentara Israel.” Tentara Israel pun melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Penyelidikan menyimpulkan insiden itu tak disengaja akibat kesalahan moral dan pembuatan keputusan yang buruk oleh tentara,” demikian pernyataan tentara Israel.
Pernyataan itu berlanjut, “Meninggalkan Assad sendirian tanpa memeriksa kondisinya merupakan tindakan ceroboh dan bertentangan dengan nilai-nilai Pasukan Pertahanan Israel, yang berkewajiban untuk melindungi kesucian setiap kehidupan manusia.”
Palestina menyambut baik keputusan Israel untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini. Namun, mereka juga mendesak agar Israel juga menyelidiki semua kematian warga Palestina di tangan aparat, bukan hanya mereka yang memegang paspor AS.
Di Negeri Paman Sam, Kementerian Luar Negeri AS juga mengaku sudah menerima laporan mengenai insiden yang menimpa Assad. Mereka pun meminta Israel menggelar penyelidikan lebih lanjut.
“Kami sangat prihatin dengan kematian Omar Assad. AS mendesak penyelidikan kriminal yang menyeluruh dan pertanggungjawaban atas kasus ini,” ujar juru bicara Kemlu AS, Ned Price, sebagaimana dilansir AFP.