BANDA ACEH – Hasil data dari KSA pada periode Maret 2021-September 2021, luas penen padi di Aceh dilaporkan mengalami penurunan sebesar 40,2 persen yaitu dari 45.230,45 hektar menjadi 27.037,8 hektar.
Demikian juga dengan produksi padi yang juga mengalami penurunan sebesar 39,3 persen dari 250.989,71 ton-GKG menjadi 152.260,69 ton-GKG.
Hal ini merupakan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh yang dikeluarkan pada tertanggal 2 Februari 2022.
Dalam pernyataan resmi itu disebutkan, beberapa fenomena yang diduga terkait dengan tingkat kemiskinan di Aceh pada periode Maret–September 2021, seperti kondisi sektor pertanian di Aceh pada September 2021 belum sepenuhnya pulih. Hal ini tercermin
dari laju pertumbuhan ekonomi pertanian, kehutanan dan perikanan pada Triwulan III masih terkontraksi baik secara q to q (-0,11%) secara y on y (-3,25%) maupun juga laju pertumbuhan Triwulan I sd III 2021 terhadap Triwulan I sd III 2020 c to c (-1,90%).
Kemudian Nilai Tukar Petani (NTP) secara umum terjadi peningkatan namun pada sub sektor tanaman pangan pada September 2021 yang sebesar 96,56, lebih rendah dibanding Maret 2021 sebesar 99,13.
Selanjutnya, konsumsi rumah tangga juga masih belum sepenuhnya stabil dimana sisi pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga Triwulan I sd III 2021 terhadap Triwulan I sd III 2020 c to c masih terkontraksi (-0,66%).
Berdasarkan data progres penyaluran Bansos Sembako alokasi Juli-September 2021 per 2 Oktober 2021 baru tersalur 70,2% dari pagu KPM.
Demikian juga yang tergambar melalui Susenas September 2021 dimana terjadi penurunan persentase rumah tangga penerima program sembako pada khususnya pada desil 1.
Berdasarkan Sakernas Agustus 2021 masih terdapat sekitar 207 ribu penduduk usia kerja di Aceh yang terdampak Covid-19 baik itu menjadi pengangguran, sementara tidak bekerja, pengurangan jam kerja dan lainnya.