Bireuen – Sebanyak 114 orang imigran Rohingya terdampar di Pantai Alue Buya Pasi, Jangka, Bireuen, Aceh. Mereka disebut sempat berlayar 25 hari di laut sebelum akhirnya terdampar di Aceh.
“Para imigran Rohingya berangkat dari Myanmar dan berada di laut selama 25 hari tanpa makanan yang cukup,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy kepada wartawan, Senin (7/3/2022).
Imigran terdampar di bibir pantai sehingga diselamatkan masyarakat setempat. Dalam pemeriksaan yang dilakukan tim gabungan, 74 orang di antara mereka memiliki kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Selain itu, kata Winardy, 30 pencari suaka itu telah memiliki kartu vaksin. Mereka diduga telah pernah mendapat perlindungan sebelumnya.
“Artinya, ada di antara mereka yang sudah pernah mendapat perlindungan serta bantuan berupa pemenuhan kebutuhan dasar bagi pencari suaka dan pengungsi yang diberikan organisasi internasional,” jelas Winardy.
Para imigran Rohingya itu bakal ditampung di penampungan shelter BLK di Desa Menasah Mee Kandang, Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Pemerintah Kabupaten Bireuen disebut telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe untuk mengkarantina mereka.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto mengatakan Pemko Lhokseumawe bersedia menerima imigran dengan syarat mereka telah divaksinasi dan dilakukan rapid antigen. Penyuntikan vaksin dan tes antigen digelar di Bireuen.
“Mereka masih vaksin dan tes rapid antigen. Kalau sudah selesai, berita acaranya beserta para Imigran Rohingnya akan digeser ke BLK Lhokseumawe,” jelas Eko.
Sebelumnya, kapal yang membawa 114 orang diduga imigran Rohingya terdampar di bibir pantai Bireuen, Aceh. Kedatangan mereka mengagetkan masyarakat setempat.
“Semalam jam 2 mereka masuk sendiri nggak dibantu masyarakat, sampai bibir pantai supaya kapal tidak tenggelam baru dibantu,” kata Panglima Laot Bireuen Badruddin saat dimintai konfirmasi, Minggu (6/3).
Dia menyatakan imigran Rohingya tersebut langsung datang ke perairan di kawasan Kuala Raya, Desa Alue Buya Pasi, Kecamatan Jangka, Bireuen. Masyarakat setempat disebut kaget mengetahui ‘manusia perahu’ tiba di kampung mereka.
Ketika mereka masuk ke Bireuen, nelayan setempat sedang tidak melaut karena cuaca buruk. Menurutnya, imigran tersebut selanjutnya ditampung di meunasah desa setempat.
Berdasarkan data sementara, imigran Rohingya itu terdiri atas pria dewasa 58 orang, perempuan 21 orang, dan anak-anak 35 orang.
“Mereka datang dengan boat besar, sama kayak boat-boat sebelumnya,” jelas Badruddin.