Jakarta – Harga minyak dunia naik 4 persen pada perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB usai Amerika Serikat memutuskan melarang impor minyak dari Rusia.
Harga komoditas itu juga melonjak setelah Inggris akan mengikuti langkah negara Abang Sam tersebut secara bertahap hingga akhir tahun ini. Keputusan-keputusan tersebut diprediksi bakal lebih mengganggu pasar energi global karena Rusia pengekspor minyak mentah terbesar kedua.
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 4,77 atau 3,9 persen menjadi US$ 127,98 per barel. Harga komoditas tersebut sebelumnya mencapai tertinggi sesi yakni US$ 133,09.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 4,30 atau 3,6 persen menjadi US$ 123,7 per barel. Sebelumnya, harga komoditas itu menembus rekor tertinggi sesi US$ 129,4.
Sejak Rusia menyerang Ukraina pada pekan akhir Februari lalu, harga minyak dunia meroket hingga lebih dari 30 persen. Tindakan Moskow itu dibalas dengan Amerika Serikat serta negara-negara lain dengan memberlakukan serangkaian sanksi. Sanksi itu di antaranya menghambat ekspor minyak dan gas Rusia.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah resmi mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya. Inggris mengatakan akan menghentikan impor minyak dan produk minyak dari Rusia pada akhir 2022. Kebijakan ini diambil untuk memberi pasar dan bisnis waktu untuk menemukan alternatif.
Sebagai catatan, Rusia memasok 7 juta hingga 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global. Meski nilai impor minyak Amerika Serikat dari Rusia selama ini sangat sedikit, analis menilai, larangan itu mengisyaratkan bakal adanya kehilangan pasokan di dunia.
Analis minyak utama di Kpler, Matt Smith, menyatakan keputusan AS itu hanyalah satu eskalasi lain dalam serangkaian peristiwa yang telah mendorong harga minyak mentah dan produknya lebih tinggi. Sedangkan analis di konsultan Rystad Energy yang berbasis di Oslo, menilai larangan impor dapat memicu lonjakan harga minyak global hingga US$ 200 per barel.
Adapun sebelum AS mengumumkan larangan impor, Goldman Sachs telah menaikkan perkiraan harga minyak Brent untuk tahun ini 2022 menjadi US$ 135 dari sebelumnya di level US$ 98.
Sedangkan untuk prospek tahun 2023, harga minyak itu bisa melonjak menjadi US$ 115 per barel dari proyeksi sebelumnya di level US$ 105. Ekonomi dunia juga dinilai bakal menghadapi ‘kejutan pasokan energi terbesar yang pernah ada’ karena peran kunci Rusia.
Saat ini, tak sedikit pembeli sudah menghindari minyak Rusia. Shell Plc, misalnya, akan menghentikan semua pembelian spot minyak mentah Rusia setelah menuai kritik atas pembelian yang dilakukan pada 4 Maret 2022 lalu.
Gejolak harga minyak dunia juga belum akan reda karena ekspektasi mendapatkan pasokan minyak mentah dari Iran juga pupus karena kesepakatan nuklir tak kunjung disepakati. Gangguan pasokan terjadi karena persediaan komoditas itu terus turun di seluruh dunia. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memprediksi rata-rata bahwa stok minyak mentah AS turun hingga 700.000 barel dalam seminggu hingga 4 Maret.