Jakarta – Produsen otomotif global ramai-ramai menghentikan produksi di Rusia setelah negara itu melakukan invasi ke Ukraina. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Rusia pun memberikan ancaman terhadap tindakan para pabrikan otomotif.
Sekretaris dewan umum partai berkuasa Rusia, Andrei Turchak mengatakan bahwa Rusia akan menasionalisasi atau menganggap seluruh pabrik otomotif yang ada di Rusia menjadi milik pemerintah Rusia.
“Rusia mengusulkan menasionalisasi pabrik produksi perusahaan yang mengumumkan keluarnya mereka dan penutupan produksi di Rusia selama operasi militer khusus di Ukraina. Kami akan mengambil tindakan pembalasan yang keras, bertindak sesuai dengan hukum perang,” kata Turchak, dikutip dari laman Hindustan Times hari ini, Kamis, 10 Maret 2022.
Sebelumnya, sejumlah pabrikan otomotif seperti Honda, Toyota, Volkswagen, General Motors, Jaguar Land Rover, Mercedes-Benz, Ford, BMW, hingga Harley-Davidson telah menanggunghkan operasi bisnis, produksi, hingga eskpor kendaraan mereka ke Rusia.
Hyundai juga telah menghentikan produksi mereka di Rusia. Namun perusahaan mengklaim bahwa penghentian produksi ini disebabkan gangguan rantai pasokan. Hyundai juga mengungkapkan akan segera melanjutkan operasi pabrik mereka di Rusia.
Renault juga saat ini mengaku tengah mencari pasokan microchip domestik untuk menjaga produksinya di Rusia tetap berjalan. Produsen mobil Prancis ini memiliki AvtoVaz, sebuah perusahaan yang memproduksi mobil Lada yang merupakan merek mobil paling populer di Rusia.
Perang Rusia dan Ukraina telah berdampak langsung pada industri otomtif di Eropa dan beberapa wilayah lain. Akibat konflik ini, rantai pasokan otomotif terus terganggu dan mengalami krisis chip semikonduktor, kenaikan harga bahan bakar, hingga krisis beberapa komponen lainnya.