Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta kepada pihak LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) untuk lebih meningkatkan pembiayaan bagi para pelaku usaha UMKM kota.
Menurut Aminullah, hal tersebut dilakukan guna membebaskan pelaku UMKM dari jeratan rentenir yang semakin merajalela dan kian canggih.
“Rentenir sekarang ini banyak berkedok koperasi dan semacamnya. Ada pula yang berbasis pinjol (pinjaman online). Syarat yang cukup mudah, pencairan pun express. Namun, siap-siap saja jeratan mematikannya,” kata Aminullah, Kamis, 7 April 2022.
Sejak memutuskan menabuh genderang perang dengan rentenir, walkot Banda Aceh selalu saja menciptakan ide baru dalam mempersempit ruang gerak lintah darat tersebut.
Melalui LKMS Mahirah Muamalah, Pemko telah meluncurkan program pembiayaan yang pro akan kaum UMKM. Lebih lagi, program khusus bagi kaum ibu dan pemuda: Pembiayaan Pemuda Entrepreneur (Propamen) dan Program Pembiayaan bagi wanita (Promak) pun digadang sebagai program andalan terkini.
“Dengan keuntungan yang ada kita akan terus fokus memberi kemudahan bagi pelaku UMKM. Maka, saya minta kepada Mahirah Muamalah agar memaksimalkan pembiayaan,” tuturnya.
Aminullah menjelaskan, berdasarkan laporan perkembangan per 31 Maret 2022,saat ini lembaga keuangan syariah milik Pemko itu telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp31 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp13 miliar.
LKMS Mahirah pun berhasil membukukan pertumbuhan aset selama ini sebesar Rp47,34 miliar, Dengan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Mahirah tercatat sebesar 1,60 persen, jelasnya.
Mahirah Muamalah Syariah (MMS) juga mengumpulkan pendapatan sebesar Rp1 miliar, biaya Rp846 juta, Laba/Rugi sebesar Rp220 juta, DPK sebesar Rp38,47 miliar, dan ekuitas Rp8,87 miliar.
“LKMS Mahirah terus menampakkan hasil baik dalam menjalankan operasionalnya. Sehingga telah berhasil BEP (Break Even Point) pada tahun lalu dan juga tingkat kesehatannya baik,” kata Aminullah.
Ia mengungkapkan hasil survey sejak Mahirah didirikan tahun 2018. “Mahirah kita didirikan tahun 2018. Pada tahun itu kita survey masyarakat yang berurusan dengan rentenir 80%. Setahun berjalan Mahirah kita survey lagi sudah berkurang jadi 40%. Kemudian pada 2020 berkurang lagi jadi 15 %. Dan yang terakhir survey tahun 2021 menunjukkan data masyarakat yang berurusan dengan rentenir hanya tersisa 2% saja,” ungkap wali kota.