TAKENGON – Aksi mantan Anggota DPR RI Ir Tagore Abubakar saat menjadi salah satu narasumber seminar nasional tentang sejarah Gayo, 16 April 2022 di Takengon, tidak hanya berbuntut kericuhan di akhir acara, tapi berlanjut sampai ke luar acara.
Bahkan, , seorang warga Aceh Tengah merasa terancam dan terpaksa menunjuk pengacara setelah mengkritisi aksi Tagore tersebut.
Tokoh muda Gayo Zamzam Mubarak mengaku prihatin dan merasa aksi-aksi Tagore yang liar dan tak menghormati norma-norma adat yang berlaku di Gayo ini telah menimbulkan keonaran di masyarakat.
Zamzam menyebut aksi yang menciptakan keonaran itu bukan bermula dari seminar nasional sejarah, tapi sudah dimulai dari tidak adanya kejelasan sikap Ketua Dewan Adat Gayo itu dalam mengklarifikasi keaslian Mahkota Reje Linge yang dipamerkan kepada khalayak, padahal belum ada uji ilmiah keaslian benda-benda sejarah yang diklaim Tagore sebagai peninggalan Reje Linge.
“Ini adalah sebuah upaya pembohongan publik,” kata Zamzam Mubarak di Takengon, Selasa (20/4/2022).
Untuk itu, Zamzam mendesak kepolisian untuk pro aktif mengusut Tagore atas klaim tak berdasarnya itu.
Menurut Zamzam, soal sejarah Gayo itu adalah soal kehormatan suku bangsa ini. Pihak manapun tidak boleh mempermainkan sejarah seenaknya, apalagi membuat klaim serampangan.
Zamzam menyampaikan, Sebelumnya, seorang putra Gayo Win Wan Nur, pernah mempertanyakan keabsahan Mahkota Reje Linge yang dipamerkan beberapa waktu lalu, namun Tagore tidak memberi klarifikasi kebenaran atas klaimnya itu.
“Tagore yang tidak mengklarifikasi, ini membuktikan, Tagore memang tidak memilik dalil yang membenarkan status mahkota itu,” ujar Zamzam.
Zamzam Mubarak menilai kasus dugaan tindak pidana pembohongan publik yang dilakukan Tagore ini sangat jelas jurisprudensinya, karena mempunyai kesamaan dengan kasus Sunda empire yang sempat membuat heboh sejagat nusantara.
“Ini melanggar salah satu unsur yang termuat pasal 14 UU nomor 1 tahun 1946” kata Zamzam.
Unsur lain yang memberatkan Tagore dan kelompoknya adalah adanya sesuatu kebohongan tertentu, yaitu penyesatan sejarah yang mengada-ada tanpa dilandasi oleh sandaran ilmiah sama sekali.
“Unsur delik ketiga yang juga dipenuhi oleh Tagore, yaitu menimbulkan keonaran atau potensi keonaran di kalangan masyarakat,” lanjutnya.
Untuk itu Karena itulah, Zamzam meminta pihak kepolisian tak lagi ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas,” demikian Zamzam Mubarak.[red]