Jakarta – Jumlah kasus Covid-19 di Afrika Selatan meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai adanya dua sub-varian Omicron baru virus corona yang menjadi penyebabnya.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu, 4 Mei 2022, menyebut dua sub-varian baru tersebut adalah BA.4 dan BA.5. WHO menekankan perlunya peningkatan pengujian untuk memantau mutasi Covid-19 dan penyebarannya.
Tedros sendiri mengatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah sub-varian baru ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada sub-varian Omicron lainnya. “Data awal menunjukkan vaksinasi tetap melindungi terhadap penyakit parah dan kematian,” kata Tedros seperti dikutip dari The Independent, Kamis, 5 Mei 2022.
Dia menambahkan, sub-varian yang teridentifikasi itu kemungkinan juga dikarenakan Afrika Selatan masih melakukan pengurutan genetik vital yang telah dihentikan oleh banyak negara lain. “Di banyak negara, pada dasarnya kita tidak mengetahui bagaimana virus bermutasi. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” Dr Tedros memperingatkan.
Afrika Selatan telah melaporkan lebih dari 100.000 kematian Covid-19 dan hampir 3,8 juta kasus positif yang dikonfirmasi. Dengan beberapa perkiraan, pandemi Covid-19 telah melanda Afrika Selatan lebih keras daripada negara lain di benua itu.
Kurang dari 45 persen populasi orang dewasa di Afrika Selatan telah menerima kedua dosis vaksinasi. Menurut data WHO, begitu pembatasan Covid-19 dicabut, kasus di Afrika Selatan mengalami peningkatan tajam.
Adapun kasus dan kematian Covid-19 secara global telah turun ke level terendah sejak Maret 2020. Meski disambut baik, Tedros sangat menyarankan untuk tetap berhati-hati, sebab temuan menunjukkan pengujian dan pengurutan tetap sangat penting.
Menurut data WHO, ada 3.802.198 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 100.377 kematian di Afrika Selatan antara 3 Januari 2020 dan 4 Mei tahun ini. Hingga 30 April 2022, total 34.881.319 dosis vaksin telah diberikan.