JANTHO – Sebanyak 38 tulisan dalam bentuk esai yang ditulis oleh sebagian besar intelektual, masyarakat dan generasi muda Aceh dan Aceh Besar mewarnai HUT Jantho ke-38. Esai-esai tersebut dikemas dalam lima segmen; pendidikan, pembangunan, ekonomi, agama dan kebudayaan.
Pemikiran-pemikiran dalam esai tersebut cukup penting dalam rangka menavigasi arah masa depan Aceh Besar.
Juanda Djamal, penggagas 38 esai tersebut berkomitmen untuk mengimplementasi ide-ide yang dianggap penting dan strategis dalam pemajuan Aceh Besar.
Menurut Juanda, Fraksi Partai Aceh DPRK Aceh Besar harus menjadi salah satu partai politik yang mampu berperan lebih dalam membangun Aceh di masa mendatang. Selama ini, PA ikut menggagas konsolidasi gagasan untuk membangun masa depan Aceh Besar.
Jantho memiliki banyak peluang untuk maju, namun selama ini miskin gagasan dan pergolakan pemikiran, dan Partai Aceh sedang berupaya untuk membangun diskursus atas gagasan strategis dalam membangun masa depan Aceh Besar dan Aceh.
Hal ini diungkapkan oleh Juanda Djamal, ketua Fraksi PA DPRK Aceh Besar sesaat setelah sidang paripurna istimewa DPRK Aceh Besar, Jantho 10 Mei 2022.
”Aceh Besar adalah negeri yang luas dan kaya, maka butuh gagasan untuk mengelola dan mengembangkannya, agar visioning pembangunan Aceh Besar kearah kemajuan dapat tumbuh,” ujar dia.
“Perdebatannya pada gagasan dan pemikiran, selanjutnya kita turunkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial budaya dan mengefektifkan peran birokrasi dan politisi.”
Selama ini, tambah Juanda lagi, kita selalu berkilah negeri kita luas sehingga tidak cukup anggaran untuk membangunnya.
“Namun, dalam pemikiran modern, lahan yang luas memberikan kita peluang yang besar untuk menjadi negeri yang Makmur, karena kita memiliki alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang dapat disupply ke seantero negeri, sehingga pasar bisa kita pengaruhi, apalagi pergeseran ekonomi global saat ini ke kawasan kita.”
“Aceh besar diapit oleh selata malaka dan samudera hindia, memiliki garis pantai terpanjang namun kita kurang ide untuk mengelolanya,” kata mantan aktivis kemanusiaan ini.
Makanya, jelas Juanda Djamal, langkah pihaknya mengumpulkan gagasan dari intelektual Aceh Besar dan Aceh ini.
“Bukan hanya sebatas mencetaknya menjadi buku, namun lebih jauh kita berpandangan sudah saatnya para intelektual berperan dalam membangun Aceh Besar ini, kita sangat berterima kasih atas dedikasi penulis yang mencurahkan pemikiran dan pengalamannya dalam bentuk esai, demi Aceh Besar yang maju dan makmur di masa yang akan datang.”
“Partai Aceh sebagai kesinambungan perjuangan politik Aceh memiliki kepentingan yang sangat besar atas keterlibatan intelektual ini, dan gagasan ini menjadi sebuah lompatan jauh kedepan bagi kemandirian dan kemakmuran Aceh, namun kita mulai dari Aceh Besar, “ kata Juanda.